Para sopir angkot saat unjuk rasa di depan kantor Bupati Karawang sebelum kenaikan BBM. (ist)

Regional

Duh Gawat! Sebanyak 1.800 Armada Angkot di Karawang Tidak Beroperasi, Makin Lesu Setelah BBM Naik

Selasa 06 Sep 2022, 17:04 WIB

KARAWANG, POSKOTA.CO.ID - Dampak kenaikan harga BBM terbilang cukup besar bagi masyarakat Indonesia, hal tersebut dinilai bakal memukul usaha angkutan kota (angkot) di Karawang, Jawa Barat.

Diperkirakan ribuan angkot di Karawang tidak beroperasi karena biaya operasional yang tinggi, sedangkan pendapatan terus menurun tajam.

Bahkan dari 2.000 unit angkot yang beroperasi tinggal 200 unit di 75 trayek.

Pemkab Karawang menjanjikan akan memberikan bantuan stimulan dari pemerintah pusat untuk sopir angkot Karawang.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Karawang, Arif Bijaksana mengatakan, kenaikan BBM memang akan memukul bisnis angkot di Karawang.

Lantaran, sebelum kenaikan BBM diumumkan oleh pemerintah usaha angkot di Karawang sudah lesu.

Meski tarif angkot sudah dinaikan sebesar Rp1000 hingga Rp2000 setiap jurusan namun pengusaha dan sopir angkot tetap mengeluh.

"Sebelumnya usaha angkot ini masih terpukul karena covid-19, sehingga pendapatan mereka menurun tajam. Namun setelah covid-19 menurun, terjadi kenaikan BBM jadi limbung kembali," kata Arif, Selasa (6/9/2022).

Menurut Arif, sebelum kenaikan BBM ada sekitar 200 unit mobil angkot yang beroperasi dari jumlah keseluruhan 2000 unit.

Kemudian, pemerintah melakukan langkah-langkah agar mobil angkot kembali beroperasi.

Namun, saat sedang dilakukan kebijakan untuk menghidupkan kembali angkot yang tidak beroperasi, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan menaikan harga BBM.

"Memang dilematis tapi inikan kebijakan pemerintah pusat yang harus kita ikuti," katanya.

Arif mengatakan usaha angkot di Karawang memang sudah lesu sebelum kenaikan harga BBM diberlakukan pemerintah.

Dari 2000 unit mobil angkot hanya 200 unit yang masih beroperasi disejumlah trayek perkotaan.

Sedangkan diwilayah pedesaan angkot nyaris sudah tidak beroperasi.

"Ada 1800 angkot yang tidak beroperasi dan sedang diupayakan bisa kembali beroperasi, tapi keburu pemerintah menaikan harga BBM. Kami harus mencari cara lagi," katanya.

Menurut Arif, saat ini Pemkab Karawang tengah berupaya membantu usaha angkot yang terdampak kenaikan BBM.

Salah satunya adalah dengan memperjuangkan agar usaha angkot mendapat stimulan dari pemerintah pusat.

Pemerintah pusat menjanjikan bantuan sektor angkuta yang terdampak kenaikan BBM.

"Kalau tidak salah bantuan akan diberikan selama 3 bulan yaitu mulai Oktober, November dan Desember 2022. Itu yang sedang kita perjuangkan," katanya. (aep)

Tags:
bbm naikKepala Dinas Perhubungan (Dishub) KarawangArif Bijaksana

Administrator

Reporter

Administrator

Editor