Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai disalurkan. Masing – masing mendapat Rp150 ribu per bulan untuk jangka 4 bulan berarti totalnya Rp 600 ribu, dengan dua kali pemberian.
Penyaluran BLT kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat tersebut dilakukan PT Pos Indonesia, dengan terlebih dahulu mengirimkan undangan.
“Baguslah BBM subsidi belum naik , BLT sudah dibagikan, “ kata mas Bro mengawali obrolannya di warteg , di sela makan siang di warung tersebut.
“Tetapi kapan undangan mengambil BLT itu datang? Jangan sampai bulan depan baru dapat pembagian, “ kata Yudi.
“Sabar Bro, orang sabar itu subur,” ujar Heri menimpali.
“Kalau soal sabar jangan ditanya. Sejak dulu sudah sabar menghadapi kenyataan hidup yang jauh dari harapan,” kata Yudi.
“Nggak boleh gitu Bro. Jangan melihat ke atas. Lihat ke bawah, masih banyak orang yang lebih menderita dari kita,” kata Heri mengingatkan sohibnya.
“Iye gue tahu,” kata Yudi yang kemudian minta kepada Ayu Bahari, pemilik warteg, makan cukup dengan tempe, tak perlu pakai ikan.
“Tumben mas ga pakai ikan?” tanya Ayu.
“Hari ini kita lagi nggak doyan ikan Yu, kalau ada minta kailnya saja,” ujar mas Bro menimpali.
“Serius mas, tapi aku nggak punya kail,” jawab Ayu jujur.
“Iya Yu, kalau dikasih ikan selesai dimakan ikannya habis. Tapi dengan kail bisa memancing ikan lebih banyak lagi,” kata mas Bro.
“Wah..ora mudeng mas,” ujar Ayu.
“Bantuan langsung tunai itu ibarat dikasih ikan, bukan kail. Padahal untuk memberdayakan masyarakat miskin dengan memberi alat,” ujar mas Bro.
“Oh.. gitu. Tapi sekarang mas makan ikan dulu, kan sudah lapar. Kalau nunggu mancing, bisa lama. Kailnya kasih ke kami saja untuk memancing,” ujar Ayu.
“Sayangnya sekarang ikannya juga semakin sulit didapat,” canda Heri. (jokles)