ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Tidak Ada yang Gratis

Selasa, 13 September 2022 06:31 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

OBROLAN warteg. Biaya hidup semakin mahal akibat kenaikan harga BBM yang diikuti dengan naiknya tarif angkutan, logistik  yang berujung kepada kenaikan harga sembako. Kenaikan ini seolah menyongsong datangnya tahun politik.

“Jelang tahun politik, apa-apa naik. Biaya politik akan ikut naik dong? “ tanya Heri mengawali obrolan di warteg sambil maksi bersama sohibnya, Yudi dan mas Bro.

“Tak ada hubungan antara harga naik dengan tahun politik,” kata Yudi.

“Memang tidak ada korelasi, tetapi fakta bahwa harga naik jelang tahun politik tidak terbantahkan,” kata mas Bro, yang oleh mas Wino, disebut sebagai aktivis “Obrolan warteg”.

“Siapa itu mas Wino” tanya Heri yang dijawab mas Bro” Namanya Winoto, biar keren dipanggil Wino”

“Oke Bro, kembali ke soal harga naik, apakah akan berpengaruh kepada cost politik pada pemilu 2024? “ tanya Heri mengulangi.

“Soal biaya politik makin mahal memang begitu adanya, tetapi mahalnya bukan semata karena kenaikan harga sembako. Kenaikan lebih dipicu karena ketatnya persaingan antar calon,” kata mas Bro.

“Intinya nggak ada calon yang gratis pada pemilu, apakah sebagai caleg, calon kepala daerah maupun capres,” tambah Yudi.

Praktik politik di Indonesia yang cenderung high cost, bukan rahasia lagi. Hasil survei KPK, untuk menjadi bupati/walikota, setiap calon perlu modal Rp20- 30 miliar, sedangkan calon gubernur menyiapkan dana Rp100 miliar.

“Boleh jadi pemilu nanti akan lebih mahal, menyesuaikan inflasi akibat biaya tinggi. Ada kompensasi politik akibat kenaikan harga,” kata mas Bro.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT