JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Selain dugaan pelecehan dan kekerasan seksual, motif hubungan intim antara sopir pribadi, Kuat Maruf dan Putri Candrawathi diungkapkan bekas kuasa hukum Bharada E.
Menurut Deolipa, motif ini tidak tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Menurut Deolipa, begitu kepergok Brigadir Novryansah Joshua Hutabarat alias Brigadir J alias Yoshua sedang gendong menggendong, Putri dan Kuat buru-buru membersihkan diri.
"Putri dan Kuat buru-buru membersihkan diri dong ke Sambo," kata Deolipa seperti dalam tayangan di TVONE beberapa hari lalu.
Upaya itu, terang Deolipa, dilakukan ketimbang didengar Ferdy Sambo.
"Daripada bunyi semua, Putri telepon Bripka Ricky suruh dateng, sambil nangis-nangis," ujarnya.
Kuat juga, kata Deolipa, nangis-nangis ke Sambo, Kuat juga ngasih tau ke Daden.
"Den kasih tau tuh ke Sambo. Komporin tuh Sambo. Daden kan sama Sambo terus," ucapnya.
Deolipa menegaskan bahwa motif ini tidak ada di BAP. Bharada E juga nggak pernah cerita ke Sambo.
"Eliezer ini kan temannya Yoshua. Teman dekat lho ini," tambahnya.
Sejak kejadian gendong menggendong itu, menurut Deolipa, Yoshua itu resah.
"Tapi Yoshua tidur pules, Eliezer juga," tambahnya.
Tapi, begitu mereka pulang, lanjut Deolipa, Ibu Putri nggak mau satu mobil dengan Yoshua.
"Jadi dalam satu mobil itu Kuat nyetir, di sampingnya Eliezer belakangnya Putri dan Susi," tambahnya.
Yoshua, lanjut Deolipa, diminta Kuat dan Ibu Putri pindah ke mobil belakang.
"Yoshua dikawal Ricky. Karena Kuat dan Putri sudah merancang sesuatu, posisi negatif bagi Yoshua. Kan ketahuan mereka berdua (sama Yoshua). Dimatiin aja lah," paparnya.
Karena itu, sambung Deolipa, mereka (Kuat dan Putri) provokasi Sambo. Maka timbullah pembunuhan berencana.
"Makanya Putri termasuk pembunuhan berencana juga," tandasnya.