TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Kabar soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi membuat pengemudi ojek online (Ojol) di Tangerang menangis.
Bagaimana tidak, dalam sehari para pengendara ojol tersebut mendapatkan pendapatan yang tidak menentu. Bahkan pendapatan yang mereka terima hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.
Anton, pengemudi ojol di wilayah Tangerang mengaku sangat bingung menanggapi kabar kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Saya bingung. Kalau ditanya setuju atau tidak, ya kalau bisa tidak usah dinaikkan karena pasti berdampak ke semuanya seperti bahan pokok. Kalau bisa nangis mah kita nangis semua pengemudi ojol," katanya kepada Poskota saat ditemui di pangkalan, Selasa (30/8).
Menurut Anton, kenaikan BBM yang direncanakan oleh Pemerintah Pusat mungkin memiliki pertimbangan lain untuk peningkatan ekonomi. Namun, seharusnya pemerintah juga memikirkan masyarakat kecil seperti pedagang makanan, tukang ojek, dan pekerja lainnya yang memiliki penghasilan kecil.
"Kalau BBM naik kan pasti semua akan naik karena seperti distribusi bahan makanan kan pakai BBM juga," ungkapnya.
Sementara, Hamin, pengemudi ojol lainnya menyampaikan hal serupa. Hamim yang sudah bekerja menjadi Ojol selama 7 tahun ini mengaku tidak bisa berbuat apa-apa mendengar isu kenaikan BBM ini.
"Ya kita pengemudi ojol tidak bisa apa-apa. Kita hanya orang kecil yang hanya bisa menerima keputusan pemerintah, walaupun keputusan tersebut membuat susah," katanya sambil menunggu orderan penumpang.
Hamim mengatakan, sejak pagi hingga malam dirinya dan pengemudi ojol lain hanya mendapatkan paling banyak 10 orderan. Itu pun, mayoritas anak sekolah.
"Paling banyak 10 itu pun jarang. Padahal kita sudah keluar dari jam 6 pagi sampai 11 malam. Untungnya sekarang anak sekolah sudah masuk, jadi banyak yang order ojek online," ujarnya.
Dalam sehari, Hamim mengaku hanya mampu mendapatkan uang paling besar Rp 100 ribu. Itu pun harus dipotong untuk bensin dan makan.
"Sehari paling Rp 100 ribu. Belum dipotong bensin dan makan. Sisahnya hanya berapa yang dibawa pulang kerumah. Belum dirumah beras habis, belum bayar kontrakan," katanya.
Kedua ojol, Hamim dan Anton berharap pemerintah bisa mempertimbangkan kembali isu kenaikan BBM tersebut karena dirasa sangat memberatkan masyarakat, khususnya pengemudi ojek.
"Ya harapan kami pemerintah harus mempertimbangkan lagi soao kenaikan BBM. Apa lagi, kami belum pernah ada yang mendapatkan bantuan dari pemerintah. Ya, kalai bisa perhatikanlah kami," pungkasnya.(Veronica Prasetio)