ADVERTISEMENT

Harga Minyak dunia Terus Turun, Harusnya BBM Bersubsidi Tak Perlu Naik

Rabu, 31 Agustus 2022 17:38 WIB

Share
Masyarakat Sedang Melakukan Pengisian BBM. (wanto)
Masyarakat Sedang Melakukan Pengisian BBM. (wanto)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Melihat tren pergerakan harga minyak dunia yang terus turun, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, meminta pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM bersubsidi.

Sebab harga minyak dunia yang sekarang masih di bawah besaran asumsi makro yang tercantum dalam APBN 2022 yaitu sebesar 100 dolar Amerika per barel. 

Sehingga, kata Mulyanto, harusnya APBN 2022 masih dapat menutupi kebutuhan subsidi BBM hingga akhir tahun 2022. 

"Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo saja menyebutkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun ini cukup untuk membiayai subsidi BBM dan kompensasi energi hingga Desember 2022, selama pergerakan harga minyak mentah dunia berada dalam rentang yang tidak terlalu jauh dari 100 dolar Amerika per barel," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Rabu (31/8/2022).

Berdasarkan data oilprice.com, diketahui per tanggal 30 Agustus 2022 harga minyak mentah WTI crude maupun Brent Crude dalam 3 bulan terakhir terus turun dan sudah mendekati angka 90 dolar Amerika per barel. Kalaupun terjadi pergerakan, maka pergerakannya secara umum tetap dalam rentang100 dolar Amerika per barel.

Karenanya, menurut Mulyanto, pergerakan harga minyak mentah dunia ini masih sesuai dengan asumsi revisi APBN 2022.  Jadi alasan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi memang kurang mendasar.  

Mulyanto mendesak pemerintah untuk lebih mengambil opsi kebijakan pembatasan dan pengawasan, agar distribusi BBM bersubsidi ini tepat sasaran, ketimbang menaikkan harga BBM bersubsidi, yang penuh risiko.  

Menurut Mulyanto, kebijakan pembatasan distribusi BBM bersubsidi kepada mereka yang berhak, agar tepat sasaran, memiliki resiko ekonomi dan sosial yang lebih ringan bagi masyarakat. Ketimbang kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi, namun tetap membiarkan mobil mewah menikmati BBM bersubsidi.  

Kalau kebijakan ini yang tetap akan diambil, pemerintah terkesan membiarkan penyaluran BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran. Orang miskin bertambah bebannya, sementara orang kaya tetap menikmati BBM bersubsidi. 

 "Ini kan semakin tidak adil," tegas Mulyanto.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT