JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - “Learning Humanity, Unlearning Impunity” merupakan pameran seni yang berbicara mengenai hak asasi manusia (HAM).
Karya-karya yang diciptakan orang muda ini sebagai wujud respon mereka terhadap kehidupan para penyintas. Dari sebelum, saat mengalami, dan sesudah pelanggaran HAM dialami.
Orang muda bergerak untuk mengambil tindakan sendiri ketika para penyintas pelanggaran HAM terus menunggu puluhan tahun untuk mendapatkan pengakuan dan keadilan.
Mereka berbekal pena dan telepon genggam menjangkau lintas generasi untuk mendengarkan kisah kehidupan yang dialami para penyintas.
AJAR (Asia Justice and Rights) mengajak lebih dari 70 anak muda dari Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan guna menyerap dan mendokumentasikan sejarah kelam Indonesia .
Diperoleh cerita dari sekitar 100 penyintas dari komunitas mereka.
Selama satu tahun program ini berjalan di empat area yang terpapar konflik kekerasan dan pelanggaran HAM masa lalu.
Seniman Ika Vantiani turut berproses bersama dengan orang muda di Yogyakarta, Makassar, dan Poso dengan menampilkan karya kolase berjudul “Melihat Kolase Bekerja: Visual Baru dari Trauma Masa Lalu”.
Kolase menjadi media untuk merekam dan menceritakan ulang kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Dalam beberapa prosesnya bahkan dapat menjadi medium untuk pembelajaran lintas generasi dari penyintas kepada orang muda.
“Dengan itu kita semua dapat menjadi pembela hak asasi manusia karena HAM adalah milik semua orang,” ucap Ika Vantiani.
Sementara Muhammad Rais dari Makassar menampilkan karya berjudul “Refleksi”. Dia menggunakan media campuran dan instalasi interaktif yang mendistorsi ruang dan suara penyintas.
Karya audiovisual @Humanityouth berupa anyaman, dan foto mengenai isu pengungsi Rohingya.
Sedangkan 10 seniman muda perempuan dari Papua menampilkan karya berdasarkan penelitian aksi partisipatif bersama Papuan Women’s Working Group (PWG) tentang pengambilan tanah dan hutan.
Pameran berlangsung dari 26 hingga 28 Agustus 2022 di Network+ Jakarta Pusat.
Pameran ini dibuka dengan kata sambutan dari Direktur AJAR Galuh Wandita dan seniman Ika Vantiani pada Jumat (26/8/2022). Kemudian disusul penampilan musisi Jinan Laetitia.
Pameran seni ini di hari berikutnya juga menghadirkan pemutaran film, musik, diskusi, dan peluncuran laporan penelitian bersama dengan Impunity Watch “Jalur Menuju Keadilan Transisi di Indonesia: Agensi Korban Menghadapi Impunitas”. ***