RUSIA, POSKOTA.CO.ID - Cendekiawan dan filsuf Rusia Alexandr Dugin menuduh rezim Nazi Ukraina terlibat dalam ledakan bom mobil yang menewaskan putrinya.
Dia memberikan tanggapan atas aksi teror pada hari Sabtu di Moskow yang mungkin menargetkannya tetapi justru merenggut nyawa putrinya Darya Dugina.
Namun Alexandr Dugin menginginkan kemenangan militer daripada balas dendam. Demikian dikutip dari RT.
"Seperti yang anda ketahui dalam aksi teroris oleh rezim Nazi Ukraina, putri saya Daria dibunuh dengan kejam di depan mata saya pada 20 Agustus, saat kembali dari festival Tradisi di dekat Moskow," ucapnya dalam pernyataan pekan ini yang dirilis sekutunya, taipan konservatif Konstantin Malofeyev.
Darya adalah “seorang perempuan Ortodoks yang cantik, seorang patriot, seorang koresponden militer, seorang pakar televisi, dan seorang filsuf. Ucapan dan pelaporannya selalu mendalam, membumi, dan terkendali. Dia tidak pernah menyerukan kekerasan atau perang. Dia adalah bintang yang sedang naik daun di awal perjalanannya," tulis Alexandr Dugin.
“Musuh-musuh Rusia membunuh di sini secara tidak terhormat, secara diam-diam.”
Alexandr Dugin menyebut terorisme seperti itu ingin mematahkan keinginan Rusia dengan menargetkan yang terbaik dan paling rentan di antara mereka namun itu tidak akan berhasil. Berharap untuk balas dendam atau pembalasan sederhana akan menjadi "terlalu kecil, dan tidak Rusia," tambahnya.
“Sebaliknya kami membutuhkan kemenangan,” tulis Alexandr Dugin. "Tolong menangkan!"
Darya Dugina sedang mengendarai SUV Toyota ayahnya ketika kendaraan itu meledak. Ini membuat pihak berwenang Rusia mencurigai bom itu ditujukan untuknya. FSB telah mengidentifikasi pelaku sebagai warga negara Ukraina Natalya Vovk, 43 tahun.
Dinas Keamanan Rusia pekan ini merilis video yang menunjukkan Natalya Vovk memasuki negara itu sebagai seorang gadis berambut cokelat dengan plat nomor Republik Rakyat Donetsk pada bulan lalu.
Dia ditemani putrinya yang masih remaja yang diberi nama keluarga Shaban. Natalya Vovk juga terdaftar menyewa apartemen di gedung Moskow yang sama dengan Daria Dugina dan meninggalkan negara itu dengan tergesa-gesa pada hari Minggu dengan menyeberang ke Estonia dengan plat nomor Ukraina dan rambutnya dicat pirang.
Natalya Vovk, dengan nama keluarga Shaban, muncul dalam daftar personel Garda Nasional Ukraina yang diterbitkan pada bulan April di internet Rusia.
Doxx mengklaim Natalya Vovk terkait dengan Batalyon Azov. Ukraina telah membantah keterlibatan resmi dalam pemboman itu. ***