ADVERTISEMENT
Rabu, 24 Agustus 2022 20:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo pada akhir Juni lalu mengunjungi Ukraina dan Rusia.
Dia mengakui sulit mempertemukan dua pemimpin negara yang tengah berseteru seperti Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin duduk dalam satu meja untuk membicarakan solusi dari konflik yang kini tengah melanda.
Walaupun Jokowi tidak bisa menginisiasi pertemuan atau dialog antara pemimpin Ukraina dan Rusia bukan berarti misi perdamaian yang dibawa bisa dikatakan gagal.
Pernyataan ini disampaikan Pengamat Hubungan Internasional Teuku Rezasyah.
Dia menyebutkan misi untuk memelihara perdamaian merupakan amanat konstitusi yang harus dilaksanakan Indonesia.
Teuku Rezasyah menilai Jokowi sejauh ini telah membangun framework dalam menghubungkan kedua negara tersebut.
Framework yang dibangun Jokowi adalah bahwa kedua pemimpin negara di wilayah Eropa timur tersebut merupakan bagian dari penyelesaian dan bukan merupakan bagian dari masalah.
Isu krisis pangan yang disampaikan oleh Jokowi baik kepada Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin sangat tepat. Karena krisis tersebut merupakan dampak dari perang yang belum selesai sejak dimulai pada akhir Februari lalu.
Teuku Rezasyah berpendapat kedua pemimpin tersebut harus mengerti bahwa perang tersebut merusak tatanan keamanan internasional.
Sejumlah negara menjadi terpecah belah karena menciptakan kubu-kubu yang menyatakan dukungan berbeda pada dua negara yang tengah berkonflik tersebut.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT