JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo pada akhir Juni lalu mengunjungi Ukraina dan Rusia.
Dia mengakui sulit mempertemukan dua pemimpin negara yang tengah berseteru seperti Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin duduk dalam satu meja untuk membicarakan solusi dari konflik yang kini tengah melanda.
Walaupun Jokowi tidak bisa menginisiasi pertemuan atau dialog antara pemimpin Ukraina dan Rusia bukan berarti misi perdamaian yang dibawa bisa dikatakan gagal.
Pernyataan ini disampaikan Pengamat Hubungan Internasional Teuku Rezasyah.
Dia menyebutkan misi untuk memelihara perdamaian merupakan amanat konstitusi yang harus dilaksanakan Indonesia.
Teuku Rezasyah menilai Jokowi sejauh ini telah membangun framework dalam menghubungkan kedua negara tersebut.
Framework yang dibangun Jokowi adalah bahwa kedua pemimpin negara di wilayah Eropa timur tersebut merupakan bagian dari penyelesaian dan bukan merupakan bagian dari masalah.
Isu krisis pangan yang disampaikan oleh Jokowi baik kepada Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin sangat tepat. Karena krisis tersebut merupakan dampak dari perang yang belum selesai sejak dimulai pada akhir Februari lalu.
Teuku Rezasyah berpendapat kedua pemimpin tersebut harus mengerti bahwa perang tersebut merusak tatanan keamanan internasional.
Sejumlah negara menjadi terpecah belah karena menciptakan kubu-kubu yang menyatakan dukungan berbeda pada dua negara yang tengah berkonflik tersebut.
“Yang beliau sampaikan itu sudah berhasil karena framework sudah terbangun. Ini menyadarkan keduanya bahwa ada dampak yang anda terima dan Pak Jokowi ini datang dengan framework beliau sebagai tokoh ASEAN, sebagai tokoh Asia Pasifik, tokoh OKI, dan tokoh GNB,” ungkapnya seperti dikutip dari VOA pada Selasa (23/8/2022).
Dia menjelaskan,“Jadi ini adalah pengalaman yang akan dibagikan kepada negara-negara yang masuk ke dalam grup tadi. Jadi karena Pak Jokowi yang datang maka framework itu dimengerti negara-negara lain bahwa beliau sudah mewakili grup-grup tadi. Hasilnya yang tadi tolong dilanjutkan apakah itu secara bilateral atau secara kolektif.”
“Jadi saya menduga nanti dengan rasa percaya diri Pak Jokowi yang tinggi tersebut, beliau sudah mengundang Ukraina untuk datang ke KTT G20. Harapan saya ruang dialog itu semakin terbuka lebar dan itu kita harapkan. Di mana Putin datang mungkin Zelenskyy tidak datang. Tetapi kan yang namanya pesan itu perlu tersampaikan kepada publik bahwa mereka ini lelah dengan perang yang tidak berkesudahan ini. Ini menyadarkan keduanya bahwa ini tidak akan ada selesainya dan potensi untuk meluasnya juga semakin besar,” pungkas Teuku Rezasyah. ***