Aksi Teror Tewaskan Putri Penasihat Vladimir Putin: Putriku Mati Demi Rakyat dan Rusia

Rabu 24 Agu 2022, 09:00 WIB
Alexandr Dugin menyampaikan sambutan dalam upacara untuk melepas kepergian putrinya Darya Dugina di Moskow Rusia pada 23 Agustus 2022.

Alexandr Dugin menyampaikan sambutan dalam upacara untuk melepas kepergian putrinya Darya Dugina di Moskow Rusia pada 23 Agustus 2022.

RUSIA, POSKOTA.CO.ID - Ratusan orang memberikan penghormatan kepada putri dari cendekiawan sayap kanan Rusia terkemuka Alexandr Dugin.

Mereka terlihat mengantre pada Selasa (23/8/2022) untuk Daria Dugina.

Perempuan berusia 29 tahun itu tewas akibat ledakan bom mobil yang dituding Moskow dilakukan dinas intelijen Ukraina.

Alexandr Dugin dalam upacara perpisahan yang diadakan di sebuah pusat produksi siaran Moskow menyampaikan dengan suaranya yang terdengar bergetar.

Dia mengatakan bahwa putrinya,”Mati demi rakyat, mati demi Rusia.''

''Pengorbanan besar yang hanya bisa dibenarkan dengan pencapaian tertinggi yakni kemenangan kita,'' kata Alexandr Dugin seperti dikutip dari Associated Press.

Dia melanjutkan,“Dia hidup demi kemenangan dan mati demi kemenangan. Kemenangan Rusia kita, kebenaran kita, iman Ortodoks kita, negara kita.''

Darya Dugina tewas ketika bom yang dikendalikan dari jarak jauh ditempatkan di mobilnya meledak pada Sabtu malam ketika dia mengemudi di pinggiran Moskow.

Kendaraan itu hancur dan membunuhnya seketika, kata pihak berwenang.

Ayahnya secara luas diyakini sebagai target yang dituju.

Alexandr Dugin adalah cendekiawan, filsuf, dan ahli teori politik yang sangat mendukung keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim pasukan ke Ukraina.

Media Rusia mengutip saksi yang mengatakan bahwa SUV itu milik Alexandr Dugin dan dia memutuskan pada menit terakhir untuk bepergian dengan kendaraan lain.

Alexandr Dugin selama upacara peringatan di pusat televisi Ostankino mengungkapkan pesan terakhir putrinya kepadanya. Hal ini dia katakan pada sebuah festival nasionalis yang mereka berdua hadiri tepat sebelum kematiannya.

”Ayah, saya merasa seperti seorang pejuang. Saya merasa seperti seorang pahlawan. Saya ingin menjadi pahlawan. Saya tidak menginginkan hal yang lain. Saya ingin bersama rakyat saya, dengan negara saya.''

Serangan bom mobil merupakan peristiwa tidak biasa di Moskow sejak perang geng pada 1990-an.

Kejadian ini memicu seruan dari nasionalis Rusia untuk merespons dengan meningkatkan serangan di Ukraina. Namun Ukraina membantah terlibat dalam pengeboman tersebut. ***

Berita Terkait
News Update