Depresi, Siswa SD Meninggal Gegara Dipaksa Setubuhi Kucing dan Direkam

Sabtu 23 Jul 2022, 16:00 WIB
Perundungan (Sumber ilustrasi: Vecteezy/Graphicsrf)

Perundungan (Sumber ilustrasi: Vecteezy/Graphicsrf)

JABAR, POSKOTA.CO.ID - Seorang anak meninggal dunia akibat depresi dan tidak mau makan minum.

Peristiwa ini dialami siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tasikmalaya.

Dia mengalami depresi setelah dipaksa menyetubuhi seekor kucing sambil direkam teman-temannya.

Ibu kandung korban, T (39 tahun), menceritakan korban adalah anak kedua dari empat bersaudara.

Dia menyebutkan anaknya rupanya kerap mendapatkan perundungan berupa kekerasan fisik dari teman-temannya.

Puncaknya, video korban diduga menyebar di media sosial sekitar sepekan sebelum meninggal.

"Sebelumnya memang anak saya mengaku sempat dipukuli dan dipaksa menyetubuhi kucing dan dilihat oleh teman-temannya sambil direkam menggunakan HP,” kata T.

Dia melanjutkan,”Anak saya jadi malu, depresi, tidak makan, minum, banyak melamun. Anak saya juga tidak mau keluar rumah dan merasa sakit di bagian kepala karena sempat dipukuli.”

Sampai kemudian korban mengeluhkan sakit tenggorokan dan oleh keluarga dibawa ke rumah sakit.

Namun korban yang masih berusia 11 tahun itu saat masih dalam proses perawatan meninggal dunia.

T menyebut usai peristiwa tersebut keluarga pelaku perundung anaknya sempat datang dan meminta maaf atas apa yang sudah dilakukan.

"Kami keluarga sudah iklas dengan kepergiannya tetapi semoga kejadian ini tidak terjadi lagi kepada anak-anak lainnya. Saya minta mereka untuk lebih mendidik anak-anaknya. Jangan ada pembiaran," ungkapnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto membenarkan kejadian tersebut.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan mengunjungi keluarga korban untuk pemulihan psikis keluarga yang ditinggalkan.

KPAID akan memproses secara hukum kasus tersebut.

"Agar kejadian serupa tidak kembali terulang ke anak-anak,” ucapnya.

“Apalagi video aksi tidak senonoh itu sempat menyebar di media sosial dan menjadi perbincangan warganet," pungkas Ato Rinanto. ***

Berita Terkait
News Update