Melerai Tetangga Berkelahi Lelaki Stroke jadi Tersangka

Sabtu 16 Jul 2022, 10:24 WIB

Kasihan nasib Muhtarin, 61, warga Palembang (Sumsel) ini. Meski kondisi stroke bela-belain melerai tetangga yang sedang berkelahi. Tapi dianggap bela lawannya, Muhtarin dilaporkan ke polisi dan menjadi tersangka.

Tambah tragis, suami mondar-mandir ke kantor polisi, Ny. Muhtarin  jadi stress dan akhirnya meninggal.

Orang berbuat baik memang tak selalu bisa diterima dengan baik. Bila terjadi kesalah-pahaman, malah bisa menciptakan musuh atau problim baru. Walhasil malah seperti nolong anjing kejepit. Ketika dia dilepaskan dari jepitan tersebut, justru menggigit orang yang baru saja menolongnya. Keruan saja yang digigit memaki,

“Dasar anjing!” Tapi kalau bisa ngomong, si anjing pasti menjawab sambil ngacir, “Lha memang iya....!”

Begitulah nasib Muhtarin, warga Kecamatan Kertopati, Palembang. Gara-gara hobi sate kambing muda, kalau masuk RM Padang yang dipilih otak dan iso, setelah tua kena penyakit ludira inggil (darah tinggi) kata orang Jawa Palembang.

Masih untung penyakit itu menyerangnya setelah pensiun. Tapi gara-gara penyakit tersebut Muhtarin dapat titel baru DRS alias Di Rumah Saja.

Tiap hari jadi pejabat teras, duduk bengong di teras depan. Jika jenuh duduk manis, Muhtarin mencoba jalan dengan bantuan kruk, kaki kiri diseret. Tiap hari harus minum Captopril.

Biasanya penderita stroke memang jadi mati karier. Aksiomanya hanya Gusdur, pernah terkena stroke tapi malah jadi presiden.

Apa Muhtarin punya peluang jadi presiden? Ya enggaklah! Namun demikian dia masih ingin berbuat baik pada sesamanya. Maka ketika beberapa bulan lalu ada tetangga depan rumah, Anwar, 35, berkelahi melawan Somad, 40, dia turun tangan.

Meski jalannya terseok-seok Muhtarin berniat melerai perkelahian itu. “Sabar, sabar, sama tetangga jangan berantem!” kata Muhtarin.

Dia terus mendekati yang sedang bak buk baku hantam. Saat Somad hendak melayangkan pukulannya, tahu-tahu ditarik oleh Muhtarin pakai tangan kanannya. Gagalah pemukulan itu. Bahkan saking kuatnya tarikan itu, Somad nyaris jatuh dan kesempatan ini digunakan Anwar mengirimkan pukulan beruntun.

Beruntung tetangga yang lain juga datang membantu, sehingga baru satu ronde tinju amatiran Anwar – Somad di luar stadion Jakabaring itu bisa dihentikan.

Tapi persoalan tak selesai sampai di sini. Somad yang gagal membalas pukul Anwar, bahkan gantian dapat pukulan beruntun, menganggap bahwa Muhtarin membela Anwar.

Coba kalau nggak ditarik oleh Muhtarin, dia pasti bisa balas memukul Anwar dengan swing dan jabnya. Tapi gara-gara keberpihakan pemisah pada Anwar, justru swing dan jab itu menimpa dirinya sampai babak belur.

Dan begitulah nasib Muhtarin yang nawaitunya mau berbuat baik. Beberapa hari setelah melerai orang berantem, justru dipanggil polisi atas laporan Somad.

Paling sial, Muhtarin dijadikan tersangka atas perbuatan yang tidak menyenangkan. Ancaman hukuman hanya setahun, sehingga tak sampai ditahan. Tapi setiap minggu dia harus lapor ke Polsek Kertapati.

Ny. Aminah, 55, istri Muhtarin yang punya penyakit jantungan, jadi stress karena memikirkan suaminya yang stroke harus mondar-mandir ke kantor polisi.

Rupanya dia tak tahan atas penderitaan ini, sehingga akhirnya meninggal. Makin berat penderitaan Muhtarin, mau berbuat baik malah kehilangan istri sendiri.

Tahu begini jadinya, saat Somad-Anwar berkelahi ditonton saja dah! (GTS)

           

           

Berita Terkait
News Update