Pengamat: Nilai Tukar Rupiah Dapat Terancam Akibat Inflasi Amerika Serikat

Jumat 15 Jul 2022, 14:00 WIB
Nilai dolar Amerika Serikat atas rupiah Indonesia. (Foto: Ahmad Tri Hawaari)

Nilai dolar Amerika Serikat atas rupiah Indonesia. (Foto: Ahmad Tri Hawaari)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kenaikan inflasi Amerika Serikat yang mencapai 9,1 persen bisa berdampak kepada negara lain termasuk Indonesia.

Penilaian ini datang dari Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.

Sebab Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga acuan untuk mengendalikan inflasi.

Menurutnya, kenaikan suku bunga itu bisa membuat nilai dolar Amerika semakin kuat terhadap mata uang negara lain seperti euro dan nilai tukar mata uang dari negara berkembang seperti rupiah.

"Jadi ada kekhawatiran, suku bunga naiknya terlalu agresif dan memicu pelarian dana dari negara-negara berkembang pulang ke Amerika karena imbal hasilnya surat utang Amerika jauh lebih menarik," jelas Bhima Yudhistira pada Kamis (14/7/2022) seperti dikutip dari VOA.

Dia menambahkan kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan akan direspons Bank Indonesia dengan menaikkan suku bunga acuan.

Kondisi ini akan membuat pelaku UMKM, pengusaha, dan masyarakat harus mencicil pinjaman lebih mahal.

Hal ini bisa berdampak terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan. Perusahaan-perusahaan, terutama yang memiliki bahan baku impor, akan menahan rekrutmen pekerja karena beban produksi yang naik.

Kenaikan inflasi yang tinggi di Amerika Serikat dapat mengganggu jalur perdagangan dunia karena Amerika Serikat merupakan salah satu pasar utama dari banyak negara. Apabila ini terjadi maka pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara yang memiliki pangsa pasar di Amerika akan terkoreksi. 

"Semisal Tiongkok, dia akan menahan ekspansi, maka pertumbuhan ekonomi akan melambat dan dampaknya bisa ke negara-negara lain seperti Indonesia," tambah Bhima Yudhistira.

Dia menyarankan pemerintah untuk melanjutkan bantuan sosial selama pandemi untuk mencegah memburuknya inflasi di tanah air. Sebab banyak pekerja yang nilai upahnya turun karena inflasi.

Pemerintah juga perlu mencari substitusi pangan impor agar tidak tergantung dengan harga pangan global yang sedang mengalami kenaikan.

Kondisi perekonomian Indonesia masih cukup baik karena cadangan devisa yang masih cukup.

Namun Bhima Yudhistira.mengingatkan pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat karena cadangan devisa kini lebih dikarenakan harga komoditas yang naik. ***

Berita Terkait
News Update