ADVERTISEMENT

eLSAM: Internet Jadi Ruang Represi Padahal Awalnya Ruang Demokrasi dan Entitas Bebas

Rabu, 13 Juli 2022 21:00 WIB

Share
Suara warga yang diabaikan. (Ilustrasi)
Suara warga yang diabaikan. (Ilustrasi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Imajinasi atas internet awal mulanya dibayangkan sebagai pilar baru demokrasi.

Tetapi situasi terakhir berubah seakan menjelma senjata makan tuan.

Pendapat ini dikemukakan Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (eLSAM) Wahyudi Djafar.

Internet yang awalnya dianggap sebagai sarana bagi kemajuan gerakan masyarakat sipil justru dipakai kekuasaan untuk menggembosi lewat kepolisian atau badan-badan keamanan.

"Negara atau pemerintah melalui kepolisian, badan-badan keamanan dan kekuasaan, berupaya menggunakan kekuasaan untuk mendemobilisasi dengan penciptaan aturan. Kemudian penggunaan teknologi untuk merepresi demokrasi," ungkap Wahyudi Djafar di Jakarta pada Senin (11/7/2022).

"Di Indonesia kita mengenal fenomena buzzer di mana dia bagian dari aparatur negara untuk melakukan demobilisasi terhadap gerakan sosial dengan memanfaatkan media sosial atau internet," tambahnya.

Pemerintah Indonesia dianggap bisa terlihat jelas sedang melakukan upaya reclaiming alias merebut kembali internet yang awalnya dibayangkan sebagai entitas bebas dan bisa dipakai siapa pun.

Proses reclaiming itu dilakukan lewat berbagai regulasi dan legislasi yang bertujuan sama, yaitu pembatasan akses dan manfaat internet.

"Ini yang perlu direspons secara tepat bagaimana mendorong penciptaan hukum legislasi dengan menitikberatkan pada perlindungan hak asasi manusia," ungkapnya.

"Bukan sebaliknya justru hukum legislasi yang diciptakan malah menekankan pada aspek-aspek pembatasan HAM dan memberikan legitimasi negara untuk melakukan kontrol terhadap internet dan justru akan berdampak besar pada menyempitnya ruang demokrasi," pungkas Wahyudi Djafar. ***

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT