Kolase foto Denny Siregar dan Immanuel Ebenezer. (Foto diolah dari instagram).

NEWS

Noel Ebenezer Anggap Denny Siregar Terlalu Rendah untuk Jadi Lawan: Musuh Nyata Kita, yang Mengorkestrasi dengan Gunakan Mereka

Selasa 12 Jul 2022, 04:30 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nama Immanuel Ebenezer dikenal sebagai pendukung Presiden Jokowi. Dia adalah ketua Joman (Jokowi Mania).  Immanuel Ebenezer biasa disapa Noel.

Menariknya, meski dia pendukung Jokowi, ternyata diserang pendukung Jokowi di kelompok lain, yakni kelompok yang disebutnya para buzzer.

Noel tidak tahu persis kenapa dirinya diserang, namun dari pengetahuan yang beredar, dia diserang gegara menjadi saksi meringankan dalam persidangan Munarman di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, dalam kasus dugaan terorisme saat itu.

Lalu siapa buzzer itu? Dalam bincang-bincang dalam Podcast Saeful Zaman, (10 juli 2022), Noel mengungkap, buzzer itu orang-orang yang ada di Cokro TV, salah satunya yang disebut adalah Denny Siregar.

Nah, di situlah, Noel bicara soal Denny Siregar. Menurutnya, Buzzer2 yang memprihatinkan. "Mereka yang semestinya meredam konflik malah  konflik itu dieskalasi, konflik dipanasi terus," kata Noel.

Buzzer terus memelihara konflik, effek dari Pilgub 2017 dan Pilpres 2019. Ia berharap, hal itu diakhiri dengan rekonsiliasi.

"Jangan sampai nanti, peristiwa Pilgub 2017 dan Pilpres 2019 masih saja persoalannya itu-itu,  masih terus konflk antara kampret kadrun. Kopar-kapir, teroris dsb. Ini kan mengenaskan," katanya.

Immanuel Ebenezer lantas teringat perjaungan 98, ternyata jauh dari yang dia harapkan. "Apa yang saya perjuangkan, tidak seperti sekarang ini. Buzzer-buzzer  memprihatinkan, mengajak konflik terus," katanya.

Termasuk Denny Siregar, adalah sosok buzzer yang memprihatinkan. Tapi, baginya, tak layak diperhitungkan.

Noel menganggap Denny Siregar terlalu rendah untuk menjadi lawan. Baginya, musuh nyata yang perlu dihadapi adalah pihak yang mengorkestrasi dengan menggunakan mereka.

“Tapi kita terlalu rendah kalau melawan Denny Siregar. Musuh nyata kita, yang menciptakan orkestrasi dengan menggunakan mereka. Terlalu rendah kalau kita melawan Denny Siregar," kata Noel serius.

"Denny Siregar tidak layak untuk kita hitung dalam kontestasi politik besar kita," katanya. 

Noel mengaku misinya berbeda. bagi dirinya, ke depan yang penting adalah rekonsiliasi antara dua kubu yang saat ini masih berhadapan dan bukannya memelihara terus, bahkan memanasi konflik yang terjadi hingga saat ini.

"Jadi kembali dalam rekonsiliasi kita, kalau mau demokrasi kita berkualitas, perlu rekonsiliasi. Lha rekonsiliasi itu apa, ya pengalaman kita Pemilu 2017 Pemilu  2019  pemilu tidak menyenangkan. Nah kita pengin pemilu yang menyenangkan," tutunya.

Pemilu yang menyenangkan itu seperti apa? "Pemilu yang menang merangkul yang kalah. Karena kita punya kultur punya karakter basis ideologi Pancasila. Musyarah, persatuan Indonesia, kemanusiaan, keadilan," tutur Noel.

Menurut Noel, kalau Pemilunya masih seperti 2019 itu, dia termasuk yang pesimis Indoneia bisa lebih baik. Karena kita disandera dendam masa lalu.

"Yang akhirnya bangsa ini untuk maju 50 tahun ke depan tidak terpikirkan, karena tersandera persoalan-perssoalan kecil. Persoalan Pilkadalah, persoalan Pemilu, padahal pemilunya sudah selesai," katanya.

Saat ini meki Pemilunya sudah selesai, tapi  bertarungnya masih terus, sampai tetangga, rumah tangga, berteman, timbul pertarungan.

"Yang satu bilang saya cebong garis keras, satu lainya kampret garis kera. Pusing kita.  Itu bukan pemilu yang saya harapkan," jarnya.

Ia berharap, mudah-mudahan, pemilu ke depan, basisnya rekonsiliasi. Menyenangakan. (win)

Tags:
Noel EbenezerImmanuel Ebenezerdenny siregarTerlalu Rendahuntuk menjadi lawanmusuh nyatayang mengorkestrasimenggunakan merekaNpel

Administrator

Reporter

Administrator

Editor