Keluarga kuat terjadi apabila orang dewasa dan anak-anak punya hak untuk berbagi pendapat, mengambil keputusan, dan mengungkap soal kekecewaan.
3. Menghabiskan waktu bersama
Anggota keluarga yang kuat kerap menghabiskan waktu bersama, setidaknya satu kali sehari.
Misalnya ayah bermain dengan anak, makan malam bersama, berdiskusi, atau sekadar menonton film bersama.
Meski sering bersama, anggota keluarga saling tahu, di mana harus membatasi dan melibatkan diri secara aktif terhadap kehidupan satu sama lain.
4. Menunjukkan perhatian dan kasih sayang
Anggota keluarga saling menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan keluarga tidak ada perbedaan dengan orang asing.
5. Memberikan contoh
Para orang tua selalu membimbing anak-anak mereka, dan anak-anak mencontoh orang tuanya.
Di mana sistem nilai di dalam keluarga diatur dengan contoh-contoh yang diberikan, sehingga anak dapat memahami apa kesalahannya.
(*)