“LO ikut hadir pada perayaan HUT Kota Jakarta nggak?” tanya mas Bro kepada Yudi, sohibnya, selagi “maksi” di warteg langganannya.
“Hadir dong. Sebagai warga Jakarta gue bangga begitu memasuki JIS (Jakarta International Stadium). Stadionnya megah,” kata Yudi.
“Kalau kemegahan stadion gue dah tahu. Apa lagi yang ada di sana saat malam puncak Jakarta Hajatan ke-495,” kata mas Bro lagi.
Yudi mengatakan kalau acaranya meriah, yang hadir kata Pak Anies sekitar 70 ribu orang. Banyak acara yang digelar di sana, selain panggung hiburan, juga gerai kuliner.
Pengunjung memadati gerai Usaha Mikro Kecil (UMK) termasuk kuliner khas Betawi di area selatan dan utara JIS.Banyak makanan khas Betawi yang dijajakan seperti kerak telor dan bir pletok yang diminati pengunjung. Harganya pun terjangkau, bir pletok hanya Rp10 ribu untuk botol ukuran 330 mililiter.
“Rasanya menyegarkan, menyegarkan tubuh dan pikiran hingga menambah ceria suasana hati saat itu,” kata Yudi.
“Wah bisa puitis juga lo,” kata mas Bro.
“Ada juga pempek dan bakso,” tambah Yudi.
“Wah bakso, ada tukang baksonya nggak, cewek apa cowok?” tanya Heri.
“Partanyaan lo nggak mutu. Kenapa lebih fokus kepada tukang baksonya. Kenapa membahas tukang bakso. Mestinya lo nanya gimana rasa baksonya, harganya murah nggak. Jangan salfok dech,” ujar Yudi kemudian beranjak pergi dari warteg.
Heri dan mas Bro saling pandang menyadari sohibnya mendadak sewot ketika menyinggung tukang bakso. Aneh, kenapa sensitif banget, jangan – jangan punya nostalgia dengan tukang bakso, pernah jadi tukang bakso atau karena belakangan lagi viral soal tukang bakso.
“Tak tahulah, yang jelas setelah makan bakso panas, bisa adem dengan menenggak bir pletok,” kata mas Bro ikut beranjak pergi. (jokles)