“BELAKANGAN ini lagi musim lamaran untuk mengejar pernikahan di bulan Besar (haji), kata Yudi. Benar nggak Yu,? kata Yudi kepada Ayu Bahari, pemilik warteg langganannya.
“Kalau lamaran sepertinya tidak harus menunggu bulan baik. Begitu dapat cewek cocok di hati, langsung tangkap dan ikat," kata mas Bro.
“Kayak burung saja, main sergap dan tangkap. Kalau mau dekati pasangan yang lemah lembut, jangan kasar dan urakan, kata Ayu tidak terima.
“Maaf Yu, terbawa perasaan, kata mas Bro menangkup kedua tangan di dada. Setahu gue lamaran ga pakai musim, tetapi kalau di dunia politik memang sekarang lagi musim lamaran, tambah mas Bro.
“Maksud lo masing masing parpol lagi pedekate kepada parpol lain dengan menjalin silaturahmi membangun koalisi, kata Yudi.
“Iya itu kan tak ubahnya melamar parpol lain untuk besanan. Bersatu membangun keluarga besar untuk mengajukan pasangan calon (paslon) presiden dan wapres, ujar mas Bro.
“Oke gue setuju sebut saja lamaran politik guna mengusung paslon, kata Yudi.
“Ada yang mengatakan, tahun ini musim lamaran, tahun depan pertunangan, dan tanggal 14 Februari 2024 hari pernikahan, duduk di pelaminan, ujar Heri menimpali.
“Wah keren juga tuh istilahnya. Siapa yang mengatakan? tanya Yudi.
“Kata CEO grup poskota. Saya baca di kolom kopi paginya, jawab Heri.
“Kalau pernikahan berarti ngundang banyak tamu dong?, tanya mas Bro.“Kita yang sudah memiliki hak pilih akan diundang.Wajib datang, kata Yudi.