ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Politik Kampung

Senin, 4 Juli 2022 08:30 WIB

Share
Kartun Obrolan Warteg: Politik Kampung. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Obrolan Warteg: Politik Kampung. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

POLITIK identitas belakangan ini sering menjadi bahasan yang mewarnai ruang publik. Diprediksi politik identitas masih akan mewarnai manuver politik  dalam perhelatan pemilu serentak tahun 2024. Berpotensi menguatkan polarisasi, munculnya gesekan akibat adanya garis batas dukungan, lebih lebih menyangkut isu SARA. Untuk menyerang atau kepentingan politik tertentu.

“Itu kata berita yang berkembang, kata Yudi di sela maksi di warteg langganannya. Kita perlu tahu, tapi tidak perlu mencari cari tahu, lebih lebih menyebarluaskannya.

“Apa pasal? kata mas Bro.

“Tahu agar kita tetap waspada, tidak terombang- ambing keadaan. Situasi mulai menghangat, seperti halnya memasuki musim kemarau, kata Yudi.

“Iya kita jangan tergoda politik identitas. Lagi pula kita sudah punya identitas sendiri sebagai pelanggan warteg,  kata Heri menimpali.

“Setuju mas, kalau kita mau berpolitik, mainkan saja politik warteg. Politik rakyat kecil yang mendambakan kemakmuran. Bagaimana harga sembako tetap terjangkau, stok melimpah, beli tidak harus antre, kata mas Bro. Setuju nggak Yu?, kata mas Bro kepada Ayu Bahari, pemilik warteg.

“Wah kalau saya pasti sangat setuju. Kalau harga sembako murah, jual ke konsumen akan murah juga. Kalau harga terjangkau warteg saya makin laris mas, jawab Ayu tersenyum.

“Biar bisa membangun kampung ya Yu? kata mas Bro lagi.

 Ya, nggak segitunya sih mas.Kalau mbangun kampung kan sudah tanggung jawab pemerintah daerah, pemerintahan desa, kata Ayu.

‘Nggak ada salahnya kita gotong royong membangun kampung halaman agar warga makin sejahtera sehingga tak tergoda datang ke kota, kata Heri.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT