JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Warga lanjut usia guna menjaga kesehatan jangka panjangnya membutuhkan vaksinasi penguat COVID-19 atau booster.
Hal ini disampaikan Ketua Kelompok Penasihat Teknis Indonesia tentang Imunisasi (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro.
"Studi dari WHO menunjukkan pada usia lanjut, vaksinasi COVID-19 dapat menurunkan kejadian penyakit berat, masuk rumah sakit, dan kematian," ucapnya seperti dikutip dari Antara pada Sabtu (25/6/2022).
Pemberian vaksin penguat bagi kelompok usia 60 tahun ke atas bisa diberikan dalam interval minimal tiga bulan setelah mendapat vaksin primer lengkap. Yakni dosis pertama dan kedua.
Vaksinasi booster bisa dilakukan secara homolog atau heterolog dengan regimen vaksin yang tersedia di lapangan, yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM dan sesuai dengan rekomendasi ITAGI.
Vaksinasi booster homolog adalah vaksin penguat menggunakan vaksin yang sama dengan jenis platform vaksin primer. Misalnya vaksin pertama dan kedua menggunakan AstraZeneca kemudian vaksin booster dengan AstraZeneca.
Sementara booster heterolog, individu diberikan vaksin yang berbeda platform atau vaksin platform yang sama namun berbeda merek. Contohnya vaksin pertama dan kedua menggunakan Sinovac sementara booster dengan AstraZeneca.
Vaksin booster dipandang perlu untuk menghadapi virus corona yang terus bermutasi. Kajian kesehatan soal vaksin COVID-19 menunjukkan antibodi menurun dalam kurun waktu enam bulan setelah vaksinasi primer.
"Booster ini bisa meningkatkan antibodi, sangat signifikan," kata Sri Rezeki Hadinegoro.
Kelompok selain lansia yang perlu mendapatkan vaksin booster ialah orang yang memiliki penyakit komorbid dan orang yang mengidap defisiensi imun.
Vaksin bisa diberikan selama penyakit terkontrol pada orang dengan penyakit komorbid.
Misalnya vaksin booster bisa diberikan kepada penderita diabetes sepanjang belum ada komplikasi akut. Masyarakat disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum vaksin jika memiliki penyakit komorbid.
Sekitar 76 persen masyarakat Indonesia belum mengikuti vaksinasi booster. Data surveilans Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) menunjukkan vaksin COVID-19 viral vektor aman digunakan baik untul vaksin primer maupun penguat.
Laporan yang masuk ke Komnas KIPI menyebutkan efek samping akibat vaksinasi tergolong ringan dan bisa disembuhkan. Seperti demam, mual, dan pegal.
"Data surveilans KIPI menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 viral vektor aman sebagai vaksin primer atau booster,” tutur Ketua Komisi Nasional KIPI Hinky Hindra Irawan Satari.
“Manfaat yang diperoleh juga jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi," pungkasnya. ***