ADVERTISEMENT

Perlukah Vaksinasi Dosis Empat Ketika Kasus COVID-19 Naik?

Sabtu, 25 Juni 2022 20:00 WIB

Share
Perempuan yang sedang diperiksa kesehatan sebelum menerima dosis vaksin booster di Jakarta pada 12 Januari 2022.
Perempuan yang sedang diperiksa kesehatan sebelum menerima dosis vaksin booster di Jakarta pada 12 Januari 2022.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Angka COVID-19 perlahan mulai merangkak naik.

Hal ini akibat subvarian omicron BA.4 dan BA.5 yang pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 6 Juni.

Sejumlah pihak menyarankan masyarakat segera diberikankan vaksinasi dosis keempat karena berbagai kemunculan varian atau subvarian dari COVID-19 tersebut.

Namun, apakah pemberian booster kedua ini sangat mendesak?

Ketua Kelompok Penasihat Teknis Indonesia Tentang Imunisasi (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro mengungkapkan Indonesia saat ini masih fokus untuk mengejar capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster hingga 70 persen.

Dia menilai strategi ini cukup baik agar cakupan vaksinasi COVID-19 dapat merata di seluruh kalangan masyarakat. Terutama masyarakat rentan seperti lansia dan yang mempunyai penyakit bawaan atau komorbid.

“Jadi kita sekarang masih konsetrasi pada meningkatkan yang vaksinasi ketiga. Kalau dosis keempat di luar negeri itu diberikan karena sudah mencakup 70 persen untuk yang ketiga makanya mereka lanjut ke yang empat," ucap Sri Rezeki Hadinegoro seperti dikutip dari VOA.

Jika pemerintah memaksa melakukan vaksinasi dosis keempat padahal ada pihak yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 sama sekali malah bisa membahayakan menurutnya.

Apabila cakupan vaksinasi dosis ketiga sudah mencapai 70 persen dari target populasi maka akan diteliti lebih lanjut apakah memang pemberian dosis keempat tersebut diperlukan atau tidak.

Masing-masing negara memiliki keadaan epidemiologi yang berbeda-beda maka kebijakan dan penanganannya akan berbeda satu sama lain.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT