JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik sudah memikirkan dengan matang soal pengunduran dirinya dari Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2019-2024.
Taufik menyebut, pengunduran dirinya akan bersamaan dengan momentum ulang tahun Jakarta yaitu 22 Juni 2022 mendatang.
"Kan sudah saya sampaikan. Iya dong tanggal 22 Juni (mengundurkan diri)," kata Taufik saat dihubungi, Selasa 14 Juni 2022.
Soal status kepartaiannya di Dewan Parlemen Kebon Sirih, dirinya mengaku masih berada dalam naungan Partai Gerindra. Taufik masih menunggu proses dan keputusan dari badan legislatif tersebut.
"DPRD itu ada prosesnya. Proses sampai ke Depdagri itu," tutur Mantan Wakik Ketua DPRD ini.
Namun, saat disinggungkan terkait sinyalnya untuk bergabung ke partai lain setelah keluar dari Gerindra, Taufik masih enggan menyampaikan. Pasalnya, sampai sekarang ini ia masih menjadi kader Parabowo Subianto.
"Belum, belum keluar sudah merapat saja," ucapnya.
Sebelumnya, Majelis Kehormatan Partai (MKP) Parta Gerindra menyatakan telah memecat M. Taufik dari kader Partai Gerindra MKP memecat Taufik pada 7 Juni lalu.
Tetapi, dalam legalitasnya, M. Taufik belum resmi didepak dari Gerindra, karena MKP tidak mempunyai kewenangan untuk memecat Taufik.
Kini nasib keanggotaan Taufik berada di tangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, yang nanti akan menentukannya dan pemecatan tersebut merupakan keputusan dari hasil sidang MKP Gerindra yang digelar Rabu.
Sementara itu, pimpinan sidang Wihadi Wiyanto memaparkan, terdapat akumulasi kesalahan dan pelanggaran yang telah dilakukan Taufik sebagai kader Partai Gerindra, mulai dari perhelatan Pilpres 2019.
Lihat juga video “Bebas dari Rehabilitasi Narkoba, Ardhito Pramono Minta Maaf dan Izin Kembali Berkarya”. (youtube/poskota tv)
Selama menjabat Ketua DPD Gerindra DKI, serta pada DPRD DKI Jakarta dari fraksi Gerindra, Taufik dianggap telah gagal dalam menjalankan amanah partai terkait dengan kalahnya perolehan suara pasangan Prabowo-Sandi di DKI Jakarta pada Pilpres 2019.
Taufik juga namanya kerap disebut dalam perkara tindak pidana korupsi (Tipikor) di lingkungan pemerintahan DKI. Selain itu, sampai saat ini DPD Gerindra DKI belum juga memiliki kantor yang tetap sebagaimana DPD-DPD Partai Gerindra di wilayah lainnya.
Tak hanya itu, persoalan lainnya adalah, Taufik secara terang-terangan mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Presiden RI. (cr01)