Tapi kenapa tetap bisa terjadi sebuah novel yang diadaptasi sangat berbeda dengan film? Menurut Hanung, ini memang berpulang pada soal struktur cerita.
“Kadang-kadang dalam novel best seller yang saya temui, strukturnya berbeda jauh dengan struktur baku dari teori penulisan skenario tiga bab atau delapan sequence," ungkapnya.
Hanung juga menyebut, sebetulnya akan jauh lebih leluasa sebuah novel diadaptasi bukan ke dalam film layar lebar, melainkan ke dalam cerita series.
Karena series punya ruang untuk menjelaskan dan bisa bermain dengan karakter yang ada.
Penulis laris Asma Nadia, menyebut karya tulisnya yang difilmkan, tidak melulu melalui dari novel yang sudah diterbitkan dan menjadi best seller.
“Bisa juga dari cerpen saya atau malah sinopsis yang sengaja saya tulis sepanjang 6-8 halaman. Namun, itu memang tidak mudah. Saya kirim sinopsis itu sampai tujuh kali ke Manoj (Punjabi) baru direspon,” ujar Asma Nadia.
“Sebetulnya ada tiga karya saya yang belum pernah diterbit dalam buku, dan sudah akan difilmkan. Semua itu dimulai dari sebuah sinopsis yang saya tulis 6-8 halaman,” kata Asma Nadia lagi.
Asma Nadia mengaku, sejak pertama kali bukunya difilmkan yakni “Mak Ingin Naik Haji”, dan “Rumah Tanpa Jendela”, ia paham betul bahwa karya film pasti berbeda dari buku. Karena kebutuhan visual dan kebutuhan tulisan pasti berbeda.
Namun, ketika karyanya difilmkan, Asma Nadia meminta kepada produser, penulis skenario dan sutradara untuk tetap menggunakan benang merah atau semangat untuk tetap setia pada novelnya.
"Jadi visualnya boleh seperti apa, namun saya minta semangatnya tetap sama. Saya juga minta ke pihak production house untuk dilibatkan dalam pengembangan skenario, baik sebelum film dibuat atau dalam proses syuting. Namun, saya juga tahu batasan untuk tidak mengintervensi kerja sutradara di lapangan," paparnya.
Webinar FFWI Seri kedua ini dihadiri Wina Armada selaku Ketua Pelaksana FFWI 2022, diikuti pula oleh Eddy Suwardi Dit PMM Kemendikud Ristek, Ahmad Fuadi, penulis novel Trilogi Negeri 5 Menara dan lebih kurang 50 wartawan hiburan. (*/mia)