Setelah duduk, dirinya langsung memesan makaanan seperti pesan ikan gurami, ayam bakar, dan lain-lain dan juga minuman yang ditawarkan. Lanjut, terang dia, petugas restoran mencatat apa yang kami pesan dan diberitau kepada kami harus menunggu dan akan segera dilayani.
Setelah beberapa menit kemudian tanpa ada basa basi kami diberitau untuk segera meninggalkan ruangan karena ruangan terpakai/sudah direservasi.
"Saya dipersilahkan keluar. Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yng ber-Ac. Memang saya pakai celana pendek dn bajo kaos, lagi lusuh karena baru dari kerja kebun," tuturnya lagi.
Atas perlakuan tidak wajar, ia juga berharap bertemu dengan Manager Resto atau pemilik resto untuk mengkonfirmasikan sebenarnya yang terjadi.
"Saya beritahu karyawan yang melayani untuk beritahu manager atau pemilik bahwa kami ingin bertemu agar tidak terjadi salah paham," katanya.
"Karena lama menunggu, kami datangi lagi pihak front desk dan meminta agar kami bisa bertemu dengan pihak manager atau pemilik. Di front desk itu kami menerima informasi bahwa tamu barusan reservasi per telepon setelah kami sekeluarga datang ke tempat itu. Sehingga kami makin merasa bahwa kami diperlakukan semena-mena," tegasnya.
Saat bertemu Benny meluapkan kekecewaanya atas perlakuan yang sangat tidak manusiawi.
"Kami menyampaikan bahwa kami telah diperlakukan dengan cara yang biadab alias tidak beradab atas diri saya. Ini kan daerah destinasi pariwisata super premium. Kalo kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Kami mohon penjelasan apa sebenarnya yg terjadi dan alasan apa kami diusir dari ruangan itu," papar Benny.
Padahal, dijelaskan Benny hanya ingin bertemu pihak manajer keinginan tahunya kenapa diperlakukan tidak wajar.
"Lagi-lagi dari Ibu yang lagi duduk kami diberitahu bahwa managernya lagi ada di Denpasar/Bali. Saya tanya kepada karyawan, siapa yang suruh kamu mengekuarkan kami dari ruangan dan alasan apa, yang bersangkutan tidak jawab," jelasnya.
Benny hanya berharap pihak restoran memperlakukan yang sopan. Karena bilamana dirinya diperlakukan seperti itu, bagaimana dengan rakyat kecil terlebih itu restoran berada di lokasi pariwisata siapa pun bisa datang.
"Saya mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun. Saya juga meminta Ibu yang duduk di ruangan agar memberikan perlakuan yang wajar kepada setiap tamu yang datang. Apa yang sampaikan ini adalah peringatan kepada semua pemilik resto agar bersikaplah santun selalu kepada semua pengunjung karena Labuan Bajo tekah menjadi destinasi pariwisata super premium," ujarnya.