"BU, makan siang saya pakai sop, ayam goreng, empal dan rempela ati, Kalau ada ikan asin boleh bu tambahin," kata mas bro kepada Ayu Bahari, pemilik warteg langganannya. "Jangan lupa minumnya orange juice sama es teh manis."
Mendengar pesanan tersebut, kedua sahabatnya, Yudi dan Heri saling pandang.
"Lo abis kesambet di mana sih bro,," tanya Yudi.
"Emangnya ada yang salah,?" hawab mas bro.
"Menu makan siangmu nggak kira- kira," timpal Heri.
"Mumpung lagi ditraktir," kata mas bro.
"Kalau pun ditraktir tidak lantas balas dendam. Sewajarnya saja," kata Yudi.
"Kalau nggak ikhlas traktir ga apa, gue lebih baik ngutang, daripada perut mules" kata mas bro ketus.
Kemudian masih ngomel. Sebagai sohib yang lagi banyak duit mestinya membantu temannya yang lagi bokek. Sudah sewajarnya yang berlebih membantu yang kurang. Ini namanya subsidi silang.
Yang mampu membayar lebih untuk mensubsidi mereka yang kekurangan.
Bukannya yang mampu malah disubsidi. Ini nggak benar. Jangan sampai pengusaha kaya mendapat keringanan pajak, sementara rakyat jelata tercekik.
Jangan sampai listrik untuk rakyat menengah ke bawah dinaikkan, sementara listrik industri, pabrik, mal malah dapat keringanan.
Lihat juga video “Waduh! 2 Pencuri Ambil Rokok dan Uang Jutaan Rupiah”. (youtube/poskota tv)
Jangan pula elpiji, BBM kebutuhan rakyat kecil naik yang akan menambah beban rakyat.
"Gue setuju kalau listrik dan BBM untuk kelas menengah atas dinaikkan, tetapi untuk konsumsi rakyat kecil diturunkan, setidaknya stabil," kata mas bro.
“Stop ..stop. Lo nggak salah minum obat kan bro?. Dari ngomongin soal traktiran malah kemana – mana . Soal pajak, BBM, elpiji dan listrik ikut dibawa -bawa.,” kata Yudi berlalu.
"Tapi gue setuju juga sih, subsidi silang dipertahankan,” timpal Heri. (jokles)