BAGI generasi 40 tahun ke atas, sejarah perjuangan bangsa Indonesia pasti masih melekat dalam ingatan. Karena pelajaran sejarah dulu SD sampai SMA hukumnya wajib. Maka, ketika generasi 'mesin ketik' ditanya soal tokoh-tokoh pahlawan dan sejarah perjuangan mereka, pasti akan berceloteh dengan rasa bangga.
Tapi coba tanya pada generasi milenial saat ini. Suruh mereka sebut satu persatu nama tokoh-tokoh heroik yang memerdekakan Indonesia. Mungkin hanya hitungan jari yang bisa menceritakan Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, dan tokoh lainnya.
Kemarin, 20 Mei 2022 adalah salah satu hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-114. Coba tanya sama mereka tentang Boedi Oetomo. Hanya satu dua orang yang bisa menjawab. Selebihnya, hanya pernah mendengar.
Ya, begitulah 'generasi TikTok' saat ini. Lebih kenal dengan game 'Mobil Legends', Apex Legends, PUBG dan game-game lainnya ketimbang tokoh-tokoh pahlawan bangsa. Tanggal hari bersejarah pun tidak diingat, kecuali 17 Agustus. Malah lebih hafal dengan Valentine Day 14 Februari.
Ada yang salah ? Anak muda buta sejarah, lebih bangga menokohkan tokoh di dalam game, lebih kenal dengan bintang dunia, salahnya di mana ? Toh tidak ada yang mereka langgar.
"Jangan salahin kami-kami kalau nasionalisme kita dianggap rendah banget. Orang di sekolah juga pelajaran sejarah nggak dianggap penting kok," kata seorang remaja dalam sebuah obrolan beberapa waktu lalu. "Saya malah pernah menganggap cerita sejarah itu seperti dongeng. Untungnya orang tua saya sering cerita tentang pahlawan-pahlawan," ucap yang lainnya.
Lihat juga video “Puluhan Warga Keracunan, Kebocoran Gas Ciptakan Semburan Setinggi 30 Meter dan Bau Menyengat”. (youtube/poskota tv)
Nah lho. Bikin tepok jidat saja, sejarah kok dianggap dongeng ? Tapi itulah realita saat ini. Dunia berubah, sejarah pun terancam punah bila tidak dirawat. Generasi milenial sama kurang paham betapa pentingnya sejarah.
Mantan Presiden Amerika Serikat, Theodore Roosevelt pernah mengungkapkan bahwa “The More you know about the past, the better prepared you are for the future”. Maknanya, semakin mengetahui sejarah maka makin siap pula menghadapi masa depan. Presiden ke-1 RI, Bung Karno juga selalu mengingatkan tentang 'Jas Merah'. Tapi kalau sejarah dianggap kurikulum mata pelajaran yang nggak penting, jangan salahkan 'generasi Tiktok' dong. (ird@)