Warga Marunda Jakarta Utara alami krisis air bersih sejak 1 bulan terakhir, hingga terpaksa pakai air laut. (Ist)

Jakarta

Warga Marunda Kesulitan Air Bersih Sejak 1 Bulan Terakhir, Pakai Air Laut untuk Menghemat

Senin 16 Mei 2022, 17:53 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Saat ini masyrakat pesisir Ibukota sedang mengalami krisis air sejak pertengahan bulan April kemarin.

Kondisi ini diperparah dengan cekaknya perekonomian warga sekitar yang harus mengeluarkan kocek untuk membeli satu dirigen air setiap hari.

Ajid Ketua RT07 RW 08 Kelurahan Marunda, mengatakan konsidi sulitnya air bersih membuat warga sekitar putar otak demi mendapatkan pasokan air bersih.

“Kondisi rw08 ini emang terlalu parah. Karena emang dari tgl 24 itu bulan 4 kemarin, itu air sudah mati semua. Pokoknya dari tanggal segitu warga udah pusing nyari air pake dirigen,” ujarnya, Senin (16/5/2022).

Ajid mengaku sudah memberikan laporan terkait krisis air yang dirasakan warganya kepada pihak Aetra Air Jakarta sebagai perusahaan yang bertanggung jawab penuh terhadap aliran air untuk masyarakat sekitar.

Namun hingga detik ini adua tersebut belum mendapatkan tanggapan apapaun dari pihak Aertra, dengan berat hati warga sekitar rela merogoh kocek untuk membeli air dirigen.

“Akhirnya setelah tidak ada tanggapan dari siapapun atau yang punya air Aetra itu ga ada tanggapan sama sekali perbaikan air pam gitu seperti apa. Akhirnya kita terpaksa beli air di wilayah Blok Duri,” ungkapnya.

“Sedangkan saya tadi di ancem ada warga kehabisan air saya di marah marahi,” lanjutnya.

Ajid berharap Pemerintah bisa segera memperbaiki pasokan air yang terjadi di lingkungannya.

Selain itu, pihak Aertra sebagai pemasok air resmi bagi warga juga dinilai terlalu banyak cingcong dan tidak menyelesaikan masalah krisis air tersebut.

“Alasannya dia juga ga berani negor. Alasannya itu di sana enggak maksimal. Jadi di sini ga jalan. Akhirnya padan protes ke RT bukan ke Aetra,” ucap Ajid.

Tak hanya itu, Ajid menegaskan sejak menjabat sebagai RT 07 tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun.

“Karena selama ini enggak ada bantuan pemerintah sama sekali. Saya di sini tahun 2002 ga ada bantuan pemerintah dalam bentuk apa apa,” tuturnya.

Tiharom (43) salah satu warga RT07 yang terdampak krisis air mengaku keberatan jika harus membeli air bersih untuk kehidupan sehari-hari.

“Sehari hari kita harus bawa dirigen pakai kendaraan. Kalau saya pakai perahu kurang lebih jaraknya 1km lebih untuk beli air kedepan. Harganya juga biasanya 1000 jadi naik 2000,” ujarnya, Senin (16/5/2022).

Tiharom mengatakan, warga dengan terpaksa menggunakan air laut untuk mengehemat debit air yang keluar.

“Kadang kadang pakai air laut terpaksa untuk menghemat jadi buat nyiram wc pakai air laut. Misalnya untuk lantai kamar mandi pakai air laut,” terangnya.

Tiharom berharap kesulitan yang dirasakan warga sekitar bisa ditangani dengan segera oleh pemerintah pusat.

“Kampung sini airnya bisa lancar lagi. Salurannya juga lancar,” tururnya.

Adapun saat ini pihak PDAM telah memberikan bantuan sejak Sabtu (14/5/2022). (CR06)

Tags:
warga pesisir utaraKelurahan Marundakrisis air bersihpemprov dkiAetraair laut

Administrator

Reporter

Administrator

Editor