JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dunia kembali digegerkan dengan adanya hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak hingga menyebabkan kematian di berbagai negara.
Untuk diketahui, hepatitis merupakan penyakit peradangan pada bagian hati.
Usai dilaporkan pertama kali di Inggris Raya pada 5 April 2022 lalu, penyakit ini terus menyebar, mulai dari Eropa, Amerika hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Lebih lanjut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun telah mengeluarkan panduan dalam tata laksana bagi perawatan pasien yang terinfeksi, lho.
Dalam panduan tersebut, terdapat dua mekanisme penanganan, yakni tata laksana hepatitis akut berat dan gagal hati akut (hepatitis fulminan).
Kategori pasien hepatitis akut berat terdiri dari mereka yang kesaarannya menurun maupun tidak, namun nilai International Normalized Ratio (INR) tidak lebih dari dua.
Sementara, pasien dalam hepatitis fulminan mempunyai nilai INR melebihi (>) dua.
Sebagai informasi, INR merupakan rasio normal berstandar internasional rekomendasi World Health Organization (WHO), yang kerap digunakan sebagai parameter protombin serta pedoman terapi antikoagulan.
Selengkapnya, ini dia detail tata laksana perawatan bagi pasien hepatitis akut misterius untuk anak Indonesia, yuk simak!
Tata Laksana Perawatan Hepatitis Akut Berat
1. Perawatan umum
- Pasien harus dirawat dalam ruang isolasi, guna mencegah penularan ke orang lain.
- Wajib dalam perawatan dokter yang mengharuskan pasien berbaring di tempat tidur (tirah baring), terutama pada fase akut.
- Melakukan monitoring perjalan klinis serta tes labolatorium.
- Mengenalkan gejala serta tanda hepatitis fulminal.
2. Prothrombin atau INR dipantau secara berkala
Parameter Prothrombin (PT) merupakan pemeriksaan hemostatis, guna menguji faktor pembekuan pada peredaran darah.
Dalam kondisi normal, maka nilai nilai INR normal berada pada rentang 0.8 hingga 1.1.
Sedangkan, padan kondisi di mana INR meningkat, biasanya disebabkan karena banyak faktor, salah satunya penyakit hati.
Itulah sebabnya, bila ada peningkatan PT/INR, pasien perlu mendapatkan perawatan di ruang rawat intensif.
Hal ini guna meminimalisir penyakit lanjutan, yakni hepatitis fulminan.
3. Kategori pasien hepatitis fulminan
Pasien yang masuk ke dalam kategori ini yaitu apabila didapatkan tanda koagulapati (gangguan pembekuan darah) dengan INR lebih dari (>) 2, sehingga tidak dapat dicerna oleh vitamin K.
Hal ini sering disebut dengan gangguan fase akut fungsi hepatoselular.
Ciri kategori pasien hepatitis fulminan lainnya, adalah terdapat penurunan kesadaran (ensofalopati) yang disertai koagulapati dengan INR lebih dari (>) 1,5.
4. Kortikosteroid
Kortikosteroid merupakan kelompok obat yang mengandung hormon steroid sintetis, sehingga sering dijadikan alat bantu untuk meredakan peradangan pada beberapa kondisi tubuh.
Misalnya, alergi, lupus, reumathoid, arthritis hingga pemfigus vulgaris.
5. Sindrom peradangan multisistem pada anak-anak (MISC)
MISC adalah suatu kondisi di mana bagian tubuh yang berbeda dapat meradang, termasuk jantung, paru-=aru, ginjal, otak, kulit, mata hingga organ pencernaan.
Jika menemukan kondisi di atas, jangan ragu untuk menghubungi profesional atau fasilitas kesehatan terdekat ya.
Tata Laksana Gagal Hati Akut (Hepatitis Fulminan)
Pasien harus dirawat di ruang intensif guna pemantauan secara ketat.
Adapun pemantauan pasien mencakup:
- Saturasi oksigen serta urine output tiap enam jam.
- Pemeriksaan tanda vital per 6 jam, termasuk elektrolot, PT/INR tiap 12 jam, tekanan darah, observasi neurologis serta cek gula darah.
- Pemerikasaan kultur darah perifer lengkap tiap hari, diulang sesuai perkembangan klinis pasien.
Obat yang harus diberikan:
- Hipoglikemia diatasi dengan pemberikan dekstrisa intravena.
- Antibiotik sistemik dan antijamur oral profilaksis guna menurunkan risiko infeksi bakteri dan jamur.
Ragam tata laksana di atas akan ditindak lanjuti lebih dalam, serta obat yang berbeda pada pasien yang mengalami komplikasi, semoga bermanfaat ya!