ADVERTISEMENT

Demo Mahasiswa Cipayung Plus Serahkan Tuntutan Desak Jokowi Menunda Pembangunan IKN, Resuffle Menteri yang Bikin Gaduh

Kamis, 21 April 2022 19:34 WIB

Share
Mahasiswa Cipayung Plus menyerahkan surat tuntutan pada perwakilan Istana Bogor.
Mahasiswa Cipayung Plus menyerahkan surat tuntutan pada perwakilan Istana Bogor.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Mahasiswa dari bergai organisasi pergerakan yang tergabung dalam Cipayung Plus Bogor menyerahkan tuntutan berbentuk tulisan, Kamis (21/4/2022). 

Aksi dari kesatuan Mahasiswa eksternal kampus ini diakhiri dengan pemberian berkas kepada perwakilan Istana Bogor. 

Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bogor Raya, I Putu Lingga mengatakan, situasi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja, kegaduhan yang terjadi di negara ini dipicu oleh kenaikan bahan pokok, kenaikan Pertamax dan naiknya pajak dapat merusak stabilitas negara yang seharusnya dapat menjamin kesejahteraan masyarakat. 

"Akan tetapi, hari ini pemerintah tidak bisa menangani persoalan yang seharusnya diselesaikan kemudian daripada itu. membahayakan kesejahteraan rakyat indonesia. Kenaikan PPN 11% akan berpotensi mengerek inflasi mengingat pemberlakuan tarif bersamaan dengan periode musiman ramadan dan menjelang lebaran," ungkapnya kepada Poskota.

Selain itu, lanjut Putu, kenaikan PPN juga akan berpengaruh pada sektor lain,  pihaknya juga prihatin denan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik untuk nonsubsidi, serta penyesuaian harga liquefied petroleum gas (LPG) nonsubsidi untuk kesekiankalinya. 

Dia menjelaskan, pemerintah melalui Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar resmi menaikkan harga eceran Pertamax.

Berdasarkan laman Pertamina.com, harga Pertalite masih dibanderol dengan Rp7.650 dan Pertamax naik dengan harga paling rendah Rp12.500 sedangkan yang tertinggi Rp13.000 di seluruh Indonesia.

"Kabar naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) awal April lalu tersebut menjadi tambahan beban yang harus dipikul rakyat. Sebelumnya, harga minyak goreng di pasaran meroket dan sulit ditemukan," tuturnya. 

Meroketnya berbagai harga bahan pokok dan BBM, lanjutnya, tentu menjadi hal yang memprihatinkan. 

“Bulan Ramadan mestinya juga menjadi bulan yang membahagiakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi ini sebaliknya,” keluhnya. 

Beberapa bulan terakhir, kata Putu, invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina menyebabkan banyak negara kesulitan mengakses bahan-bahan pokok seperti minyak nabati. 

"Hal ini ditengarai menjadi salah satu sebab meroketnya harga minyak goreng dan BBM, negara-negara di dunia tengah mengalami inflasi besar-besaran. Termasuk Indonesia yang berada pada angka 2.64 persen. Sedangkan paling tinggi yakni Turki dengan inflasi 61.14 persen," lanjutnya. 

Menurut Putu, Permintaan barang dan jasa akan turun, dan akan berdampak ke sektor usaha dan utilisasi, serta penjualan. Utilisasi dan produktivitas yang menurun, maka akan berpengaruh terhadap berkurangnya penyerapan tenaga kerja.

Maka pendapatan masyarakat akan turun dan konsumsi menurun. Permintaan barang dan jasa akan turun, dan akan berdampak ke sektor usaha dan utilisasi, serta penjualan akan turun.

"Adanya utilisasi dan produktivitas yang menurun, maka akan berpengaruh terhadap berkurangnya penyerapan tenaga kerja. Maka pendapatan masyarakat akan turun dan konsumsi menurun," ujarnya. 

Negara seharusnya membuat kestabilan ekonomi dengan tujuan mensejahterakan rakyatnya. Hal-hal penting dalam makro ekonomi antara lain pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, pengurangan pengangguran, dan stabilitas harga. 

Harga yang stabil akan menyebabkan inflasi lebih terkendali sehingga kondisi makro ekonomi sebuah negara akan baik 

Maka dari itu, lanjutnya, kelompok Cipayung Plus Bogor menyikapi isu-isu yang terjadi belakangan ini.

"Bahwa berdasarkan hasil analisis kajian terhadap isu-isu diatas maka kami menyatakan sikap sebagai berikut mengusut Tuntas Mafia Pangan dan Mengstabilkan Harga Pangan, menolak Keras Kenaikan Harga BBM dan Meminta Kementrian ESDM menstabilkan," ujar Putu.

"Kami mendesak Presiden Untuk Mencabut Kebijakan kenaikan ppn 10% Menjadi 11% karena Membebani Masyarakat, menolak Wacana Kenaikan Harga Gas Elpiji, Listrik dan Pertalite," katanya.

Tuntutan bagian akhir dari mahasiswa Cipayung Plus ini cupup menarik, karena mereka mendesak Jokowi menunda pembangunan IKN, dan minta Presiden meresuffle menteri yang bikin gaduh. 

"Kami mendesak Presiden Jokowi untuk Menunda Fokus Terhadap IKN demi pemulihan ekonomi masyarakat dan  menagih janji tidak membebani kepada APBN, mendesak Bapak Presiden mereshuffle menteri-menteri yang membuat gaduh bangsa," pungkasnya. (Panca) 

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT