KURANG lebih satu bulan yang lalu ketika covid 19 dengan varian omicronnya menunjukan angka yang cukup tinggi sehingga pemerintah mengubah kembali status pandemi dengan level 3, hal tersebut berdampak kepada beberapa kegiatan masyarakat kembali dibatasi untuk menekan angka penderita varian ini meningkat.
Dunia pendidikan pun ikut terdampak pada kebijakan yang dilakukan pemerintah tersebut, dimana harus mengubah kembali kegiatan pembelajaran yang semula dilakukan tatap muka kini harus kembali melakukan pembelajaran dari rumah.
Status pandemi covid 19 kini sudah melandai dengan diberlakukannya level 2 dengan keluarnya surat keputusan gubernur DKI Jakarta No 226 Tahun 2022 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 2 dan juga kemendikbud telah mengizinkan sekolah melakukan kegiatan tatap muka 100 persen ( www.kompas.com ).
Sekolah harus bersiap untuk melakukan pembelajaran tatap muka 100 persen, namun kali ini pembelajaran tatap muka dilakukan dengan suasana yang berbeda karena kurang lebih dua pekan lagi kita akan memasuki bulan ramadhan.
Pengalaman dua tahun di masa pandemi ketika pembelajaran jarak jauh harus dilakukan bertepatan dengan bulan ramadhan. Sebagian siswa tidak peduli dengan kegiatan yang dibuat oleh sekolah selama bulan ramadhan.
Padahal sekolah sudah merancang kegiatan selama bulan ramadhan dengan baik walaupun dilakukan dengan daring atau online.
Pembelajaran tatap muka yang dilakukan dalam bulan ramadhan memang berbeda biasanya diisi dengan berbagai kegiatan penguatan karakter religius siswa dan berbagai kegiatan keagamaan seperti tadarus, pesantren ramadhan hingga buka puasa bersama.
Apalagi pada pembelajaran tatap muka kali ini dilakukan masih dalam suasana pandemi harus tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
Berbagai kegiatan diatas dapat dilakukan apabila adanya kerjasama yang baik dari sekolah dengan orang tua agar pembelajaran tatap muka di bulan ramadhan ini dapat berjalan dengan baik. Orang tua harus untuk mengontrol anaknya selama mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.
Sekolah harus merancang berbagai kegiatan sebelum bulan ramadhan dengan kegiatan bervariatif bukan hanya kegiatan belajar mengajar didalam kelas saja tetapi dengan berbagai bentuk kegiatan penguatan pendidikan karakter selama bulan ramadhan yang dikemas dengan menarik sehingga membuat siswa senang dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Karena sebagian siswa malas untuk mengikuti kegiatan di bulan ramadhan selain karena dalam keadaan berpuasa mereka beralasan bahwa kegiatan yang dibuat tidak menarik dan monoton apalagi dilakukan dengan daring.
Orang tua juga diminta untuk lebih memperhatikan anak nya dalam pembelajaran tatap muka kali ini dengan memastikan anaknya dalam kondisi sehat sehingga siap menerima pelajaran selama bulan ramadhan.
Orang tua memberi makanan yang sehat dan vitamin ketika sahur agar stamina dan kesehatan anak nya dapat optimal. Dan nantinya proses pembelajaran yang ia jalani disekolah pasti akan lebih lancar.
Orang tua juga diminta menjalin komunikasi yang dengan anaknya agar dia terbiasa untuk menceritakan apa saja dan merasa nyaman untuk bergantung kepada orang tuanya.
Dan yang terpenting orang tua juga menjalin komunikasi yang baik dengan sekolah agar semua kegiatan yang dibuat oleh sekolah dapat diikuti oleh anaknya.
Sekolah juga sebaiknya mengkomunikasikan kegiatan tersebut kepada orang tua agar dapat mengontrol anaknya untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Tentunya dengan melihat kondisi sekolah masing masing. Ketika kerjasama yang dilakukan oleh sekolah dengan orang tua berjalan dengan baik maka dapat dipastikan kegiatan pembelajaran tatap muka dengan berbagai kegiatan ramadhan dapat berjalan dengan baik.