Tes Solidaritas, Biden akan Terbang ke Kota Dekat Perbatasan Polandia-Ukraina

Jumat 25 Mar 2022, 21:21 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menuju pesawat kepresidenan AS, Air Force One. (Foto: Twitter/POTUS)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menuju pesawat kepresidenan AS, Air Force One. (Foto: Twitter/POTUS)

BELGIA, POSKOTA.CO.ID – Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan melakukan perjalanan ke sebuah kota dekat perbatasan Polandia-Ukraina, Jumat (25/3/2022).

Ini menjadi ajang tes solidaritas serta mencoba memberi sinyal tekad Barat dalam menghadapi invasi Rusia yang semakin berubah menjadi perang gesekan.

Dilansir dari The Moscow Times, Pesawat Kepresidenan AS, Air Force One akan terbang ke kota Rzeszow di Polandia timur. Kota ini berada kurang dari 80 kilometer (50 mil) dari Ukraina yang dilanda perang yang masih berjuang untuk mengusir serangan brutal Rusia.

 

Perjalanan itu dirancang untuk menggarisbawahi kesediaan Washington untuk membela sekutu NATO. Ini juga didorong kekhawatiran meningkat bahwa perang tersebut dapat memicu apa yang disebut Biden sebagai "Perang Dunia III."

Khawatir eskalasi lebih lanjut, para pemimpin Uni Eropa, NATO dan G7 yang berhati-hati di Brussels menghindari permintaan Ukraina untuk sistem senjata yang lebih maju. Mereka juga tidak menyetujui embargo menyeluruh terhadap minyak dan gas Rusia pada tiga pertemuan puncak Brussels Kamis.

Hal itu mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk secara tajam mempertanyakan keputusan itu, terutama untuk sekutu yang berada di Eropa.

"Anda telah menerapkan sanksi. Kami berterima kasih. Ini adalah langkah yang kuat. Tapi itu sedikit terlambat," kata Zelensky kepada para pemimpin Uni Eropa melalui tautan video.

Dengan seruannya, Zelensky menyebut bantuan jet tempur, sistem pertahanan rudal, tank, kendaraan lapis baja, dan rudal anti-kapal tampaknya terhenti. Zelensky memperingatkan Eropa tentang harga yang harus dibayar di kemudian hari.

Menyebut setiap negara anggota UE secara bergantian, ia berterima kasih kepada negara-negara termasuk Polandia dan Estonia atas dukungan mereka. Zelensky juga mencatat bahwa dukungan Jerman datang "sedikit terlambat" dan memilih Hongaria untuk dikecam.

 

"Anda harus memutuskan sendiri dengan siapa Anda bersama," kata Zelensky kepada pemimpin populis sayap kanan Hongaria, Viktor Orban, yang dinilai memiliki hubungan dekat dengan Moskow.

Zelensky mengatakan lebih banyak senjata dan lebih banyak tekanan pada Rusia sangat dibutuhkan untuk membantu kota-kota Ukraina yang terkepung.

"Dengar, Viktor, apa kau tahu apa yang terjadi di Mariupol?, Tidak ada waktu untuk ragu-ragu. Sudah waktunya untuk memutuskan," kata Zelensky.

Meski demikian, beberapa pihak di Barat takut mentransfer senjata yang semakin mematikan ke Ukraina. Hal ini dinilai dapat memicu eskalasi lebih lanjut dari Rusia yang mungkin membawa bencana besar.

Rusia telah dituduh menggunakan bom fosfor dan penembakan membabi buta terhadap wilayah sipil, hal ini dicap Amerika Serikat sebagai kejahatan perang.

Kremlin dengan tegas menolak untuk mengesampingkan penggunaan senjata nuklir. Meski demikian, Rusia memicu aliran disinformasi tentang senjata kimia dan biologi.

Menurut Washington, isu tersebut dapat digunakan sebagai kedok bagi Rusia untuk menggunakannya.

 

Para pemimpin NATO pada hari Kamis memutuskan untuk meningkatkan pertahanan kimia dan nuklir mereka dan mengumumkan pengerahan pasukan lebih lanjut ke Rumania, Hongaria, Slovakia dan Bulgaria jika Rusia memperluas serangannya di luar Ukraina.

Di Polandia, Biden akan bertemu dengan anggota Divisi Lintas Udara ke-82 AS, bagian dari pengerahan NATO di sayap timur. Biden akan terbang ke kota dekat perbatasan Polandia-Ukraina sebagai bagian dari solidaritasnya. (Firas)

Berita Terkait

News Update