SERANG, POSKOTA.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang melakukan monitoring dan evaluasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) tahun 2021.
Kegiatan itu merupakan kali pertama dilakukan, sebagai bentuk evaluasi untuk peningkatan target pajak ke depan.
Berdasarkan hasil evaluasi itu, didapati data bahwa target serapan pendapatan dari sektor pajak pada tahun 2021 anjlok.
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Serang berdalih anjloknya pendapatan pajak karena pandemi Covid-19.
"Pada tahun 2021 capaian pajak kita memang rendah, hanya sekitar 35 persen. Hal itu tidak terlepas dari Pandemi Covid-19," Kata Kepala Bapenda Kota Serang W Hari Pamungkas, Rabu 23 Maret 2022.
Hari mengungkapkan, dengan adanya pandemi ini, aktivitas pergerakan masyarakat dibatasi, begitu juga dengan operasional pelayanan di kantor pemerintahan.
"Sehingga kemudian, hal itu sangat berdampak pada pembayaran pajak yang dilakukan oleh masyarakat, terutama Wajib Pajak (WP)," ujarnya.
Diakui Hari, capaian pada tahun 2021 jika dibandingkan dengan tahun 2020 memang paling rendah.
Sebab, pada tahun 2020 pihaknya bisa mencapai target serapan pajak sebesar 50 persen.
"Ke depan kita sudah melakukan berbagai terobosan dalam rangka meningkatkan pendapatan pajak di Kota Serang," ucapnya.
Hari mengaku, pihaknya akan menghitung ulang dan membentuk klustering sesuai dengan target yang disampaikan oleh pimpinan, dari empat jenis pajak itu yakni masing-masing dari Rp50 - Rp300 miliar.
Dari sisi pembayaran, lanjut Hari, persoalan antrian dan kolektif yang harus dievaluasi.
Kemudian dari sisi penjemputan pembayaran atau mobile, pihaknya mengalami keterbatasan sarana karena mempunyai dua mobil E-filling saja.
"Kami harus mengoptimalkan dua kendaraan itu untuk mencakup enam kecamatan. Belum lagi persiapan operasional lainnya," pungkasnya.
Kemudian terkait dengan pembayaran yang sifatnya online, Bapenda sudah membuka tujuh chanel pembayaran, itu harus kami optimalkan untuk menjemput pembayaran.
"Untuk 2022 ada kenaikan Rp56 persen dari 23 miliar di tahun 2021 menjadi 36,5 miliar tahun ini," tutupnya. (luthfi)