Produsen tempe di Kota Tangerang. (Foto: Iqbal)

Nasional

Akibat Petani Enggan Menanam Kedelai, Masalah Kelangkaan Tahu dan Tempe Berpotensi Terus Terjadi

Selasa 22 Mar 2022, 14:49 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kelangkaan kedelai yang berdampak terhadap kelangkaan tahu dan tempe berpotensi terus terjadi. Hal ini karena rendahnya produksi kedelai dalam negeri dan lebih banyak mengandalkan impor.

Rendahnya produksi kedelai dalam negeri terjadi karena petani enggan menanam kedelai, dan lebih senang menanam komoditas lain.

Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Sutrisno, Senin, 21/03/2022.

Sutrisno menilai persoalan akan sulitnya mendapatkan kedelai dan tingginya harga kedelai yang dialami  pengusaha seperti tahu tempe, terjadi karena produksi kedelai dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan.

Menurutnya, yang menjadi persoalan rakyat tentunya harus dibela dan diperjuangkan, baik dari segi pengrajin tempe-tahu, konsumen, dan petani.

Hal itu dia sampaikan saat bertemu dengan pemangku kepentingan yang berasal dari berbagai organisasi yang datang ke Komisi IV DPR untuk menyampaikan aspirasi.
 
Dari pertemuan itu, lanjut Sutrisno, dia mendapatkan informasi, ternyata pengrajin tahu  cenderung cocok pakai kedelai lokal, mencapai 1 juta. 
Sisanya 2 juta karena sampai hari ini pengrajin tempenya lebih menyukai kedelai impor.

 Sutrisno juga menjelaskan, anggaran pengembangan kedelai di setiap tahunnya itu cukup besar. Namun di lapangan, masyarakat cenderung lebih tertarik untuk memanfaatkan lahannya untuk menanam tanaman lainnya daripada kedelai.

Karena itu, Komisi IV DPR RI berusaha untuk menekan pemerintah untuk terus meningkatkan produktivitas kedelai ini agar petani juga terangsang untuk menanam kedelai.

Sehingga secara ekonomis punya nilai yang lebih mencukupi dibandingkan dengan pengembangan pertanian lainnya.
 
Ia mempertanyakan,  berapa yang diserap dari hasil produksi kedelai lokal itu? Memang petani itu tidak tertarik untuk menanam kedelai itu, karena produksinya kalau paling bagus bisa 2 ton, rata rata 1,3-1,5 ton. 

"Dengan harga Rp9  saja, kurang lebih 10 jutaan kan, dapatnya? Masih lebih menarik dimanfaatkan lahannya untuk tanaman yang lainnya,” seloroh politisi PDI-Perjuangan tersebut.
 
Indonesia sebelumnya sempat mengalami kenaikan harga dan kelangkaan bahan baku kedelai. Hal tersebut menyebabkan berkurang atau menghilangnya sebagian produsen tempe. 

Meski telah tertangani, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi selaku pimpinan rapat mewanti-wanti bahwa kondisi tersebut berpotensi terjadi kembali selama pasokan kedelai dalam negeri belum tercukupi dan bergantung pada impor. 

Dalam RDPU Komisi IV DPR RI tersebut dihadiri oleh  Penggiat Koro Pedang; Ketua Umum Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia.

Juga, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR INDONESIA); Ketua Umum Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI); dan Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI). (*/win)

Tags:
PetaniKedelaiPetani Enggan Menanam KedelaiTahu dan TempeKelangkaan Tahu dan Tempe Berpotensi Terus Terjadi

Administrator

Reporter

Administrator

Editor