ADVERTISEMENT

Kedelai Sering Langka, MenKop UKM Beri Solusi Perajin Tempe dan Tahu, Yakni Manfaatkan Kacang Koro Sebagai Bahan Baku

Sabtu, 2 April 2022 22:54 WIB

Share
Foto : Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki Siap Optimalkan Produksi Dalam Negeri (Ist.)
Foto : Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki Siap Optimalkan Produksi Dalam Negeri (Ist.)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Kedelai sering langka, kalau pun ada harganya mahal. Buntutnya, perajin tempe dan tahu sering kelabakan, bahkan mogok produksi segala. Warga konsumen ikut kelimpungan.

Nah, gejolak kebutuhan dan harga kacang kedelai, diprediksi akan terus berlanjut. Terutama, bagi para perajin tempe dan tahu di Indonesia.

Pasalnya, 95 persen kebutuhan kedelai nasional dipasok dari impor. Dan dari jumlah itu, 60 persen diantaranya diserap untuk produksi tempe dan tahu dalam negeri.

Dan diperkirakan, hingga Juli 2022,  harga komoditas kedelai akan terus naik. Tentu saja, hal ini berimplikasi pada ketersediaan tempe dan tahu di pasar. 

Dengan kondisi seperti itu, tak usah heran bila Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM) Teten Masduki terus tancap gas melaju mengembangkan perkebunan Kacang Koro berbasis koperasi di Indonesia. 

"Kita akan kembangkan Kacang Koro sebagai substitusi kedelai impor. Gerakan Koronisasi akan terus kita gaungkan," tegas MenKop UKM, kepada Poskota.co.id, Sabtu, (2/4).

Menteri Teten juga mengajak para perajin tempe dan tahu untuk kreatif dengan tidak selalu mengandalkan bahan baku produksinya pada kedelai impor.

Terlebih lagi, pasokan kedelai dari Amerika Serikat alami kendala karena cuaca disana. Sehingga, harga kedelai terus merangkak naik.

"Menanam kedelai di Indonesia juga terbilang kurang produktif. Maka, Kacang Koro bisa menjadi alternatif bahan baku bagi para perajin tempe dan tahu," ungkap Menteri Teten.

Menurut Menteri Teten, Kacang Koro berpeluang untuk dikembangkan menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan Indonesia karena memiliki aneka kelebihan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT