JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tewasnya tahanan Satnarkoba Polres Jakarta Selatan Fredy Nicolaus Siagian (FNS) tengah diusut oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dengan mengecek rekaman CCTV yang berada di Rutan Polres Jakarta Selatan, Rabu (16/3/2022).
Diketahui, Fredy meninggal dunia di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada 13 Januari 2022, malam.
Korban disebut tewas dengan ditemukan sejumlah luka di sekujur tubuh.
"Kami akan meminta secara resmi (rekaman) CCTV yang di dalam rutan," ujar Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Wahyu Pratama Tamba kepada wartawan dikonfirmasi Rabu (16/3/2022).
Tama mengatakan, pada pemantauan Rutan Polres Jakarta Selatan yang dilakukan Komnas HAM terdapat kamera serta ruang pengendali CCTV.
Adapun permintaan rekaman CCTV dibutuhkan untuk melengkapi apabila ada kekurangan dari keterangan penyidik.
"Mereka (penyidik) bilang semua peristiwa atau semua yang dilakukan oleh kepolisian direkam oleh CCTV. Nah tentunya kami akan melihat nanti kalau keterangan ini masih banyak yang kurang tentu kami akan meminta," kata Tama.
Sebelumnya Komnas HAM mendatangi Polres Jakarta Selatan untuk menyelidiki kasus kematian seorang tahanan narkoba Polres Jakarta Selatan, Fredy Nicolaus Siagian (FNS) yang tewas, Selasa (15/3/2022).
Fredy meninggal dunia di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada 31 Januari 2022 lalu. Korban disebut tewas dengan ditemukan sejumlah luka di sekujur tubuh.
Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Wahyu Pratama Tamba menjelaskan, proses penyelidikan itu dilakukan dengan mendatangi Polres Jakarta Selatan, pada Selasa (14/3/2022) siang.
"Kami menindaklanjuti aduan dari pendamping dan keluarga korban yang meninggal dunia. Disebut ada keberatan dari pihak pendamping soal kematiannya," ujar Tama kepada wartawan di Jakarta Selatan.
Komnas HAM sudah meminta keterangan dari penyidik dari Satuan Reserse Narkoba dan petugas Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Polres Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan itu, kata Tama, pihaknya telah diperlihatkan oleh penyidik soal dokumen proses hukum.
"Dokumen-dokumen soal penangkapan, penahanan, sampai termasuk dokumentasi saat almarhum sehat dan dokumentasi di rumah sakit, dokumentasi saat jenazahnya diotopsi. Itu mereka memberikan dokumen yang terbuka," kata Tama.
Saat ini Komnas HAM belum dapat menyimpulkan soal kematian Fredy diduga disebabkan penganiayaan karena ada luka lebam di tubuh.
Saat ini Komnas HAM masih menyelidiki soal aduan pendamping korban yang menduga ada kejanggalan dalam kematian Fredy.
"Memang belum bisa kami simpulkan. Karena kami tidak bisa mendahului hasil kerja. Kami bandingkan dengan data lain. Data pendukung dari saksi, Pemberitaan kami kumpulkan dan kami pelajari. Hari ini kami dapat keterangan dari personel satuan narkoba," katanya.
Berdasarkan hasil keterangan pemeriksaan sementara, penyidik membantah kematian Fredy disebabkan karena penganiayaan.
Penyidik menyampaikan bahwa kematian Fredy disebabkan karena riwayat sakit yang dideritanya.
"Tadi memang sudah menyampaikan apakah ada tindakan kekerasan saat ditahan, memang (penyidik) menyebut tidak ada, tapi itu kan nggak apa-apa kita terima," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya FNS dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (13/1/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.
FNS sebelumnya ditangkap Polres Jakarta Selatan terkait kepemilikan ganja di Bali pada Desember 2021.
Rekan FNS, B, menceritakan bahwa FNS mengeluh sakit di sekujur tubuhnya sebelum meninggal. B mengetahui hal itu setelah menjenguk FNS di rumah sakit pada Kamis sore, sebelum FNS meninggal.
"Ini pengakuan F ya. Aku juga melihat itu luka di kaki kulitnya pecah, jadi menimbulkan bercak darah banyak, kemudian bagian paha," kata B saat dikonfirmasi, pada 14 Januari 2022.
Sementara itu Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menuturkan pihakny membenarkan ada seorang tahanan Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan meninggal dunia karena sakit.
“Bener ada satu orang tahanan Satresnarkoba Meninggal Dunia di RS Polri Kramat Jati karena sakit,” kata kapolres. (adji)