Akhirnya! Rusia dan Ukraina akan Berkompromi soal Perdamaian, Zelensky: Negosiasi Terdengar Lebih Realistis

Rabu 16 Mar 2022, 20:14 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto: Instagram/Zelenskiy_official)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto: Instagram/Zelenskiy_official)

UKRAINA, POSKOTA.CO.ID – Rusia dan Ukraina akan berkompromi soal perdamaian setelah pembicaraan yang dilakukan pada Rabu (16/3/2022).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pembicaraan ini akan terdengar lebih realistis. Sementara Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan ada beberapa harapan untuk kompromi, dengan status netral untuk Ukraina, sebagaimana ia sampaikan dalam pembicaraan tersebut.

Adapun sejauh ini, selama tiga minggu invasi Rusia ke Ukraina, tujuan utama Kremlin untuk menggulingkan pemerintahan Zelensky belum tercapai.

 

Dilansir dari Reuters pada Rabu (16/3/2022), Rusia mengatakan kedua pihak sedang mendiskusikan status untuk Ukraina mirip dengan Austria atau Swedia, anggota Uni Eropa yang berada di luar aliansi militer NATO.

Tiga minggu setelah invasi, pasukan Rusia dihentikan di gerbang Kievv, mengalami kerugian besar dan gagal merebut salah satu kota terbesar Ukraina meski sebelumnya optimis meraih kemenangan.

Pejabat Ukraina telah menyatakan harapan minggu ini bahwa perang dapat berakhir lebih cepat dari yang diharapkan. Menurut mereka Rusia mulai berdamai dengan kurangnya pasukan baru untuk terus berperang.

Pembicaraan kedua negara pun dilanjutkan pada hari Rabu melalui tautan video untuk apa yang akan menjadi hari ketiga berturut-turut, pertama kalinya mereka berlangsung lebih dari satu hari.

 

"Pertemuan berlanjut, dan, saya diberitahu, posisi selama negosiasi sudah terdengar lebih realistis. Tetapi waktu masih diperlukan untuk keputusan yang sesuai dengan kepentingan Ukraina," kata Zelensky dalam pidato.

Pada hari Selasa (15/3), Zelensky telah mengisyaratkan kemungkinan rute untuk kompromi. Ukraina akan bersedia menerima jaminan keamanan internasional yang menghentikan harapan lama untuk masuk penuh ke aliansi NATO.

Adapun menjauhkan Ukraina dari NATO sudah lama menjadi salah satu tuntutan utama Rusia, jauh sebelum invasi Rusia ke Ukraina yang dikatakan bertujuan untuk “mendenazifikasi” negara tersebut.

 

"Negosiasi tidak mudah karena alasan yang jelas, namun demikian, ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi," kata Lavrov kepada outlet media berita RBC, dikutip dari Reuters.

"Status netral sekarang sedang dibahas secara serius, tentu saja, dengan jaminan keamanan, sekarang hal ini sedang dibahas dalam negosiasi - ada formulasi yang benar-benar spesifik yang menurut saya mendekati kesepakatan," kata Lavrov terkait kompromi soal perdamaian antara Rusia dan Ukraina. (Firas)

Berita Terkait

News Update