JERMAN, POSKOTA.CO.ID - Pemboikotan pasokan minyak dan gas dari Rusia berdampak buruk bagi Jerman. Hal ini akan membawa pengangguran massal dan kemiskinan.
Menteri Ekonomi dan Energi Jerman, Robert Habeck, mengatakan jika Jerman beralih dari Rusia, kedepannya akan ada kekurangan pasokan minyak dan gas di Jerman.
Politisi partai hijau itu pun meramalkan akan terjadi pengangguran massal dan kemiskinan jika negaranya berhenti menggunakan minyak dan gas Rusia.
“Pengangguran massal, kemiskinan, orang-orang tidak bisa memanaskan rumah mereka, dan kehabisan bensin,” kata Robert, dikutip dari theguardian.com, Selasa (15/3/2022).
Diketahui, 55% gas alam, 52% batu bara, dan 34% minyak yang digunakan Jerman berasal dari Rusia.
Hebeck mengatakan, pemerintahannya sedang bekerja keras untuk keluar dari kebergantungan pada batu bara dan minyak Rusia. Tetapi, larangan jangka pendek terhadap gas Rusia dapat membuat negaranya terpapar.
“Kami selangkah demi selangkah dalam proses membuat diri kami mandiri dari batu bara, minyak, dan bahkan gas Rusia” kata mantan wakil ketua Partai Hijau itu, dikutip dari Theguardian.
“Tapi kita tidak bisa melakukannya dalam sekejap. Itu pahit, dan itu bukan hal yang baik untuk diakui secara moral, tapi kami belum bisa melakukannya” tambahnya.
Mobil Kijang Hancur Diamuk Masa Akibat Tabrak Lari
Sebelumnya, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner, mengatakan hal yang selaras dengan Habeck, dirinya mengatakan tetap menentang boikot minyak dan gas Rusia.
“Perhatian kami harus membangun tekanan maksimum pada Rusia dan pada saat yang bersamaan mempertahankan kekuatan strategis kami untuk waktu yang mungkin sangat lama,” dikutip dari Bloomberg.com, Selasa (15/3/2022).
Lindner, yang juga ketua partai bagian dari pemerintah koalisi, mengatakan kepada surat kabar Tagesspiegel.
“Oleh karena itu, pasokan energi tidak boleh dipertanyakan dari pihak kita tanpa keharusan,” tukas Christian Lindner. (Agung Himawan)