POSKOTA.CO.ID - Batu akik sempat booming beberapa waktu lalu, tepatnya pada 2014. Saat itu, jutaan masyarakat Indonesia tergiur keindahan batu akik. Saking terkenalnya bahkan satu batu akik harganya bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah.
Seiring perkembangan zaman, kebesaran nama batu akik berangsur pudar. Pecinta batu hiasan itu tidak lagi melegenda seperti sebelumnya. Harga batu akik pun berangsur-angsur turun. Bahkan, saat ini ada yang menjual batu akik seharga Rp20 ribu per biji.
Namun meski batu akik tidak sepopuler pada zamannya, tetap saja ada perkumpulan orang yang masih mencintai dan menyukai batu akik. Ya, mereka ada yang membentuk perkumpulan yakni komunitas pecinta batu akik.
Salah satu komunitas pecinta batu akik jenis bacan asli Indonesia yakni Bacan Rock Show. Mereka menggemari batu akik bacan karena warnanya yang indah dan berkarakter Indonesia.
Virgo (48) anggota Bacan Rock Show menyebut fenomena batu akik sudah tidak seramai dulu, termasuk untuk batu bacan yang termasuk fenomental atau primadona di antara batu akik lainnya.
“Dari segi peminat, pecinta bacan masih lumayan banyak. Tidak benar jika bacan sudah redup. Di kalangan kolektor, masih ramai kok. Untuk penjualan secara umum, bacan juga masih di atas,” ujar Virgo, belum lama ini.
Virgo mengungkapkan, bacan ada lima jenis yang populer yaitu batu bacan Doko, Palamea, Obi, Halmahera dan Pancawarna (fosil).
Dari kelima jenis bacan yang paling terkenal dan digemari adalah bacan Doko. Karena memiliki warna hijau tua yang indah terlebih bila terkena cahaya.
Batu bacan Doko sendiri berasal dari nama desa tempat pertama kali batu tersebut ditemukan di Desa Doko, Kepulauan Kasiruta, Halmahera, Maluku Utara.
Batu bacan memiliki warna khas, mulai dari hijau bening hingga gelap. Demikian halnya batu bacan Palamea. Agar kharisma bacan sebagai batu akik terkenal tidak pudar, komunitas tersebut menggelar kontes di daerah Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur, dimana para kolektor batu bacan berkumpul melakukan kontes.
Dalam giat event tersebut puluhan kolektor batu bacan, baik jenis Doko maupun Palamea melombakan 28 kelas. Virgo menyebut, peserta kontes berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Para peserta yang mayoritas adalah kolektor, membawa batu bacan andalan mereka.
Harus Bersertifikat
Menurut Virgo, ada peserta yang menyertakan batu bacan yang dihargai miliaran rupiah.
”Sudah ditawar Rp500 juta tidak dikasih, yang bersangkutan mintanya di atas Rp1 miliar. Sekarang Batu bacan itu ikut dilombakan di sini,” ungkapnya.
Virgo menambahkan, dalam kontes tersebut peserta harus menyertakan memo atau sertifikat yang dikeluarkan oleh laboraturium.
“Jadi akan ketahuan batu bacan beneran atau masakan,” tandasnya.
Meski demikian, Virgo mengakui volume penjualan bacan di kalangan umum mengalami penurunan, khususnya selama pandemi berlangsung.
“Kalau bicara soal booming, di masyarakat kita saya rasa sudah hal biasa. Termasuk soal batu akik beberapa waktu lalu, booming lalu redup. Itu hal biasa. Tapi bagi yang benar-benar pecinta batu akik, akan selalu memburunya untuk dikoleksi,” katanya.
“Jadi, bagi kami pecinta batu akik, tidak ada istilah ‘musiman’. Dari muda sampai tua, kalau benar-benar suka batu, pasti akan terus memburu koleksi tambahan,” tandasnya.
Lihat juga video “Simak! Ini 5 Rekomendasi Tempat untuk Healing”. (youtube/poskota tv)
Batu Bacan sendiri dikatakan Virgo masih menjadi jenis batu unggulan di Indonesia. Bahkan, ketenarannya terkenal sampai mancanegara.
“Sampai sekarang penjualan ke luar negeri masih jalan terus, terutama ke Taiwan, China dan sejumlah negara di Eropa,” ujarnya. (adji/yo)