PERMINTAAN Wakijo (52) sederhana saja, agar bekas istrinya mau nengok anaknya yang sakit. Boro-boro nengok, Painah (26) dan kedua orang tuanya malah tak kasih pintu atas kehadiran eks menantu. Wakijo pun marah, masa hati dan pintu rumah tak dibuka sama sekali. Ngamuklah dia, hajar seluruh penghuni rumah.
Ada bekas istri dan bekas mertua, tapi adakah bekas anak? Nggak ada! Sebab anak dan orang tua ada hubungan darah. Tapi jika kekesalan sudah memuncak, orang tua bisa tega pada anak sendiri. Dengar anaknya sakit, sebodo amat, mentang-mentang hak asuh pada eks suami setelah perceraian terjadi. Ini benar-benar seorang ibu kandung yang lebih kejam dari ibu kota.
Kelakuan Ny. Painah dari Perak Kabupaten Jombang (Jatim) seperti itu. Ketika disusul Wakijo yang memberitahukan anak semata wayangnya menderita sakit, dia bergeming. Apa lagi juga dikompori orang tuanya, agar tidak menemui mantan menantu yang sudah bukan apa-apanya lagi. Mereka lupa bahwa Wakijo adalah ayah daripada cucunya. Padahal kebanyakan kakek nenek sangat sayang pada cucunya.
Ketika menikah sekitar 4 tahun lalu, pasangan Wakijo-Painah sangat njomplang dari segi usia. Wakijo 48 tahun dan Painah 21 tahun, ibarat ayah dan anaknya. Mungkin karena jodoh, meski Wakijo berstatus duda, orang tua Painah menerimanya sebagai menantu. Pikiran khusnudzonnya mengatakan, punya suami jauh lebih tua akan sangat ngemong pada istrinya.
Wakijo kala itu bekerja di perusahaan swasta. Tapi gara-gara pandemi Corona, terjadi PHK besar-besaran di perusahaan dan Wakijo terkena. Karena Painah masih bocah, tak tahan menderita. Suami jadi pengangguran, kalau kerja hanya jadi tukang ojek, sangatlah tidak menjanjikan. Akhirnya dia minta cerai. Tapi putusan pengadilan menetapkan bahwa anak satu-satunya hasil kerjasama nirlaba itu hak asuhnya pada ayah, dan Painah kembali ke rumah orang tuanya.
Sekarang Wakijo benar-benar seperti legenda Jaka Tarub ditinggal Dewi Nawangsulan, harus momong anak sendirian disambi ngojek. Tambah pusing ketika si Upik sakit, selalu menanyakan ibunya. Maka Wakijo kirim WA agar Painah menengok anaknya. Boro-boro datang, dijawab juga tidak. “Ibu kok tak terbuka pintu hatinya buat anak.” Keluh Wakijo.
Berulangkali WA tak dijawab, Wakijo menyusul ke rumah mantan mertua. Anehnya, meski Painah juga ada di rumah termasuk kedua mantan mertua, tapi pintu tak juga dibuka. Digedor-gedor berulangkali tak direspon. “Painah, anakmu sakit menanyakan kamu terus!” teriak Wakijo sambil memukuli daun pintu.
Lihat juga video “Residivis Sembunyikan Sabu di Plafon Rumah Diringkus Polisi”. (youtube/poskota tv)
Karena tak ada perhatian dari kubu dalam rumah, bangkitlah emosi Wakijo. Dengan menghimpun segala kekuatan, ditendanglah pintu itu sampai jebol. Di dalam semuanya ada, baik itu Painah maupun kedua mantan mertua. Langsung saja Painah ditempeleng, kedua bekas mertua mencoba mencegah, langsung kena hajar pula. Perabotan rumah tangga juga dihancurkan.
Painah dan orang tuanya berteriak minta tolong, sehingga tetangga berdatangan. Wakijo berhasil ditangkap dan diserahkan ke Polsek Perak, sedangkan Painah dan kedua orang tuanya dilarikan ke Rumah Sakit. Dalam pemeriksaan Wakijo mengaku kesal, sebab pintu hati sampai pintu rumah keluarga bekas mertua semua tertutup. “Ya ngamuklah saya jadinya,” ujar Wakijo polos.
Biar hati panas, mestinya kepala tetap sedingin es balok. (gts)