LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 38 rumah di Kampung Cihuni, Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak rusak akibat fenomena tanah bergerak.
Akibatnya sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 76 jiwa memilih mengungsi dan meninggalkan rumah mereka lantaran takut rumahnya roboh akibat tanah bergerak.
Mereka mengungsi disebuah tenda berukuran 9x6 meter yang di dirikan oleh Kementrian Sosial melalui Tagana Lebak.
"Sekiranya ada 76 warga yang mengungsi di tenda ini. Mereka mengungsi karena khawatir rumahnya roboh," kata Ketua RT Kampung Cihuni, Hidayat saat ditemui, Sabtu (26/2/2022).
Hidayat mengatakan, para warga yang mengungsi sendiri saat ini membutuhkan air bersih, penerangan, hingga sarana MCK.
"Banyak juga warga yang sakit-sakitan, kaya demam, batuk sama pilek. Semuanya berharap bisa kembali ke rumah," katanya.
Sementara, Kepala Pelaksana Harian BPBD Lebak Febby Rizki Pratama mengatakan, akibat pergerakan tanah itu para pengungsi sendiri sementara waktu dilarang untuk kembali menghuni rumahnya.
Hal itu karena kondisi rumah yang rusak parah dan dikhawatirkan dapat roboh kapan saja.
"Sementara ada 76 pengungsi dan 38 rumah rusak namun mungkin bisa terus bertambah," katanya.
Pihaknya berencana untuk menerjunkan tim Geologi untuk melakukan penelitian terhadap penyebab dari pergerakan tanah itu.
Hasil penelitian itu akan menjadi dasar pemutusan solusi terhadap para korban terdampak pergerakan tanah. Apakah mereka akan dilakukan relokasi tercara terpusat atau mandiri.
"Berdasarkan pengalaman kami, rata-rata pengungsian itu bisa 3-4 bulan. Dan itu bagi kami sudah lama sekali, apalagi kan sebentar lagi akan masuk ke bulan puasa dan lebaran. Tapi alhamdulillah kita dapat dorongan dari BNPB dan anggota DPR RI untuk mencari solusi dari pergerakan tanah ini," ujarnya.
"Semoga dalam waktu dekat akan ada solusi untuk semua orang," tandasnya.
Ia pun memastikan akan memenuhi kebutuhan sehari-hari para korban terdampak pergerakan tanah khususnya mereka yang mengungsi. (Yusuf Permana)