Kadinkes Provinsi Banten Banten Ati Pramudji Hastuti. (foto: Luthfi)

Regional

Kadinkes Sebut Puncak Omicron di Banten Akhir Februari, Namun Tingkat BOR di RS Tidak Sebanyak Gelombang Kedua

Minggu 13 Feb 2022, 16:45 WIB

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Pemprov Banten meminta masyarakat agar meningkatkan disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) serta melakukan vaksinasi bagi yang belum. 

Hal itu penting dilakukan guna memutus matan rantai sebaran virus Covid-19 varian omicron yang belakangan naik cukup tinggi di Banten. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, sampai saat ini kasus terkonfirmasi di Banten mencapai 5.031 kasus. Dari jumlah itu, mayoritas bergejala ringan atau tanpa gejala. 

"Sehingga mereka kebanyakan melakukan Isoman di rumah masing-masing," katanya, Jumat (11/2/2022). 

Ati menambahkan, untuk keterisian Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit rujukan di Provinsi Banten masih dibawah 50 persen dari jumlah tempat tidur yang disediakan untuk menangani pasien Covid-19. 

"Rumah Sakit kan ada isolasi ada ICU, kalau isolasi baru 43 persen jadi masih ada 57 persen," ucapnya. 

Meski saat ini Provinsi Banten mengalami kenaikan kasus perharinya, bahkan selama dua pekan ini mengalami kenaikan yang signifikan. Namun keterisian BOR di Rumah Sakit tidak sebanyak saat gelombang kedua pada varian Delta. 

Hal itu, lantaran mayoritas mereka yang terpapar tidak menimbulkan gejala sampai bergejala ringan sehingga dapat melakukan isolasi mandiri dirumahnya masing-masing,  Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat harus dilakukan perawatan di rumah sakit.

"Itu pun kekuatan yang kita keluarkan tempat tidurnya masih 1/3 dari kemarin yang gelombang kedua, sekarang masih kita keluarkan itu 2.850 bad, tapi kapanpun kalau kasusnya meningkatkan kita akan tambah," tambahnya. 

Namun, kata Ati, tidak semua pasien Covid-19 yang tidak bergejala dan bergejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri, lantaran ada beberapa persyaratan yang membolehkan pasien untuk melakukan isolasi mandiri dirumahnya. Diantaranya tempat tinggal yang memadai, usia kurang dari 47 tahun dan tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid. 

"Kalau yang bergejala ringan tapi ada komorbid, itu disarankan isolasi di rumah sakit untuk konsentrasi," katanya.

Ia juga menjelaskan, untuk mengurangi resiko diperlukannya daya tahan atau kekebalan tubuh yang baik, dan kekebalan tubuh dapat didapatkan secara alami dan juga dapat didapatkan setelah melakukan vaksinasi. Sehingga diharapkan masyarakat tidak perlu ragu untuk dapat melakukan vaksinasi untuk dapat mengurangi resiko jika terpapar Covid-19. 

"Orang yang sudah vaksin dan orang yang tidak di vaksin itu gejalanya berbeda-beda, jauh lebih ringan orang yang sudah di vaksin. Kekuatan daya tahannya kekebalan tubuh itu kan bisa alami dan bisa didapatkan, kalau dengan vaksinasi kan bisa di dapatkan," imbuhnya. 

Untuk varian Omicron, ujar Ati, relatif menimbulkan gejala ringan, namun tingkat penyebaran varian tersebut lebih cepat dibandingan dengan varian sebelumnya. 

"Penyebaran lebih cepat ini, lebih cepat penyebarannya daripada delta pada gelombang kedua," ujarnya. 

Tidak hanya itu, ia menuturkan saat ini sudah memasuki puncak ancaman gelombang ketiga, dan pihaknya berharap masyarakat dapat lebih berhati-hati dan terus melakukan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi baik dosis pertama dan kedua hingga vaksin lanjutan atau booster. 

"Sudah mulai, puncaknya itu Febuari akhir dan Maret. Ya tapi bisa saja tidak sampai Maret tergantung kepada masyarakat lagi,"  jelasnya. 

Ia juga menyampaikan hingga saat ini angka kematian dampak dari Covid-19 masih sangat rendah jika dibandingkan pada saat gelombang kedua pada tahun lalu. (Luthfillah) 
 

Tags:
kadinkes bantenPuncak Omicron di BantenAkhir FebruariTingkat BOR di RSTidak Sebanyak Gelombang Kedua

Administrator

Reporter

Administrator

Editor