LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Warga Kampung Cepak Huni, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak saat ini masih melakukan perbaikan rumahnya.
Perbaikan rumah itu dilakukan pasca amukan si jago merah yang meratakan pemukiman warga Baduy pada bulan Oktober 2021 lalu.
Berdasarkan pantauan di lokasi, para warga saling bergotong royong mendirikan rumah mereka kembali menggunakan anyaman bambu alias bilik.
Ketua RT Kampung Cepak Huni Mukri mengatakan, bahwa pembangunan rumah kembali baru di mulai di awal tahun 2022 ini.
Di sinilah uniknya lagi adat Baduy, seperti pemukiman Kampung Cepak Huni yang telah habis terbakar beberapa waktu lalu, pembangunannya kembali harus mengikuti adat.
Menurut Ketua RT, pihaknya mengikuti aturan adat yang baru memperbolehkan pembangunan rumah 3 bulan pasca kebakaran. Jadi, setelah 3 bulan baru boleh dibangun kembali.
"Kita baru mulai bangun rumah lagi di awal bulan ini, karena ada aturan adatnya. Kalau belum menerima izin dari orang tua dan kasepuhan belum bisa dibangun. Makanya baru mulai dibangun sekarang," kata Mukri saat ditemui, Jum'at (21/1/2022).
Mukri mengungkapkan, bahwa 3 bulan pasca kebakaran, 24 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak dan kehilangan tempat tinggalnya karena terbakar amukan si jago merah, hanya bermukim di gubuk sementara yang mereka buat di atas tanah mereka.
"Kemarin kita tinggal di gubuk, tapi alhamdulillah sekarang rumah sudah hampir selesai semua," ungkapnya.
Katanya, para warga Kampung Cepak Huni sendiri saat ini masih kekurangan dan sangat membutuhkan sumber air bersih.
"Kebutuhan kita yang pertama dan yang darurat itu adalah air bersih. Sementara kita mengambil air bersih dibawah, sedangkan kalau ditarik dari bawah ke atas tidak bisa. Jadi mau ga mau kita harus panggul air nya dari bawah perkampungan warga ke rumah," pungkasnya.
Perlu diketahui, kebakaran hebat terjadi pada 13 Oktober 2021 lalu di pemukiman warga Baduy luar di Kampung Cepak Huni, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Sebanyak 16 rumah yang terdiri dari 24 KK pun rata dengan tanah akibat amukan si jago merah itu.
Kementrian Sosial sendiri sudah menyalurkan bantuan senilai Rp1 Milliar untuk membantu warga baduy membangun kemhali pemukiman warga nya yang telah rata dengan tanah. (Yusuf Permana)