Seorang wanita setengah baya, menangis sesenggukan ketika kesebelasan Indonesia kalah dari Thailand.
“Udeh nggak usah menangis, masih ada waktu, sekarang boleh kalah. Tapi, di ajang berikutnya mudah-mudahan menang!” kata sahabat wanita tersebut,menghibur.
Tapi, kata si wanita dia bukan menangisi kekalahan tim nasional kesayangannya itu.
“Bukan itu, saya menangis karena ingat sama almarhum suami,” katanya masih terisak.
“Lho,memang apa kaitannya dengan sang suami di kala musim bola sekarang ini?” Tanya si sahabat lagi.
Sang wanita pun bercerita, bahwa dulu ketika lagi ramainya pertandingan antar klub bola tingkat dunia, yang main malam hari sampai dini hari, si wanita ini nggak pernah mengurus sang suami.
“Bayangkan saja, suami pulang kerja tengah malam, saya nggak mikir bikin minuman buat dia. Saya asyik nonton sepak bola!” katanya lagi,
Masih terisak, ”untung suami saya baik, kalau dia jahat kan bisa aja dia nendang saya?”
Pokoknya boleh disebut itu wanita ‘gila bola’. Bayangkan saja sampai dia lupa kalau dia punya suami.
Nah, begitu suaminya meninggal, dia baru merasa menyesal.
Tapi karena dia suka bola,kapan saja, siang atau malam. Pokoknya soal tendang menendang bola, dia siap di depan pesawat TV.
Soal tendang menendang yang lagi viral belakangan ini, yakni ulah seorang lelaki yang menendang sesajen di lokasi musibah semeru.
Perbuatan tersebut tentu saja membuat sebagian besar warga nggak simpatik.
Belum jelas sih kenapa pelaku menendang sesajen tersebut, tapi bisa jadi dia nggak suka adanya sesaji tersebut, karena bagi umat Muslim dianggap musyrik.
Sesajen itu dipersembahkan bagi mahluk halus penguasa tempat tertentu, dan itu termasuk sebagai perbuatan menyekutukan Allah Swt.
Lihat juga video “Omicron Masuk Indonesia, Masyarakat Biasa Saja”. (youtube/poskota tv)
Namun demikian, yang namanya sesaji bagi masyarakat luas sudah nggak asing lagi, dan mereka sudah paham dan maklum.
Nah, jadi kalau nggak suka ya menyingkir sajalah. Jangan main tendang, itu sesajen berisi makanan lho, bukan bola!
Masih adakah yang main tendang menendang? O iya, itu tuh di kalangan para politikus. Kalau sudah nggak akur, apalagi jelang 2024, bisa saling tendang.
Ditendang dari partai yang satu masuk partai yang lain. Kalau nggak diterima, ya bikin partai sendiri, dong. Oke kan? Okelah kalau begitu! (massoes)