Pasukan keamanan bentrok dengan pengunjukrasa di Kazakhstan.(tangkap layar Youtube)

Internasional

Rusia Kerahkan 2500 Tentara Pasukan CTSO untuk Padamkan Kerusuhan di Kazakhstan

Jumat 07 Jan 2022, 13:18 WIB

KAZAKHSTAN, POSKOTA.CO.ID - Pasukan Rusia tiba di Kazakhstan atas permintaan presiden otoriter negara itu (Presiden Tokayev), di tengah upaya menumpas aksi protes anti-pemerintah.

BBC melansir, Suara tembakan senapan mesin bergema di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, seiring korban jiwa terus bertambah.

Di alun-alun utama, gedung-gedung pemerintah terbakar dan pasukan keamanan menekan ratusan demonstran.

Presiden menyalahkan "teroris" yang dilatih oleh pihak asing, tanpa memberikan bukti.

Dalam sebuah pidato di saluran TV pemerintah pada hari Rabu (05/01), Presiden Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia untuk memadamkan protes. 

Blok tersebut mencakup Rusia, Kazakhstan dan negara-negara bekas Soviet yaitu Belarus, Tajikistan dan Armenia.

Pasukan yang dikirim ke Kazakhstan dilaporkan berjumlah sekitar 2.500 tentara. 

CSTO mengatakan tentara-tentara itu adalah pasukan penjaga perdamaian dan akan melindungi instalasi negara dan militer. 

Mereka akan tinggal di negara itu selama beberapa hari atau minggu, lansir kantor berita Rusia RIA.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan sedang memantau dengan cermat pengerahan pasukan Rusia. 

"Amerika Serikat dan, terus terang, dunia akan mengawasi setiap pelanggaran hak asasi manusia," kata seorang juru bicara, seperti dilansir Reuters.

"Kami juga akan mengawasi tindakan apa pun yang mungkin menjadi dasar untuk penyitaan institusi-institusi Kazakh."

PBB, AS, Inggris, dan Prancis telah meminta semua pihak untuk menghentikan kekerasan.

kerusuhan dimulai pada hari Minggu ketika harga liquefied petroleum gas (LPG) - yang digunakan banyak orang di Kazakhstan untuk bahan bakar mobil mereka - naik dua kali lipat, membuat para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan.

Pemerintah mengatakan pada hari Kamis (06/01) bahwa batas harga bahan bakar akan dipulihkan selama enam bulan. Kebijakan serupa juga berlaku untuk bensin dan diesel. Tetapi pengumuman itu tidak mampu mengakhiri protes, yang telah diperluas untuk memasukkan keluhan politik lainnya.

Kazakhstan sering digambarkan sebagai otoriter, dan sebagian besar pemilihan dimenangkan oleh partai yang berkuasa dengan hampir 100% suara. Tidak ada oposisi politik yang efektif.

Pertumpahan darah terjadi setelah Presiden Tokayev memecat seluruh kabinetnya pada hari Rabu (05/01) dalam usaha untuk mencegah demonstrasi. Dia juga memecat pendahulunya yang berkuasa, Nursultan Nazarbayev, yang memegang jabatan keamanan nasional sejak mengundurkan diri sebagai presiden.(tri)

Tags:
rusia2500 TentaraPasukan CTSOkerusuhanKazakhstan

Administrator

Reporter

Administrator

Editor