JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mantan Kepala Badan Intelijen domestik Kazakhstan telah ditahan karena dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi setelah ia dipecat di tengah protes kekerasan.
Komite Keamanan Nasional (KNB), mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa mantan ketuanya Karim Masimov–sekutu dekat Presiden pendiri Kazakhstan Nursultan Nazarbayev– ditangkap pada hari Kamis setelah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.
“Pada 6 Januari tahun ini, Komite Keamanan Nasional meluncurkan penyelidikan pra-persidangan terhadap pengkhianatan tingkat tinggi. Pada hari yang sama, atas dugaan melakukan kejahatan ini, mantan ketua KNB KK Masimov ditahan dan ditempatkan di pusat penahanan sementara, bersama dengan yang lainnya," katanya dilansir Aljazeera, Ahad (9/1/2022).
Tidak ada rincian yang diberikan tentang apa yang diduga telah dilakukan oleh Masimov, yang merupakan upaya penggulingan pemerintah. KNB, penerus KGB era Soviet, bertanggung jawab atas kontra intelijen, layanan penjaga perbatasan, dan kegiatan anti-teror.
Kepala Analisis di Prism Political Risk Management, Ben Goodwin, menggambarkan Masimov sebagai “kardinal abu-abu rezim Nursultan Nazarbayev”.
“Pengumuman publik tentang penangkapan Masimov menunjukkan bahwa [Presiden Kassym-Jomart] Tokayev bergerak sangat berani dengan cara yang sama sekali tidak diantisipasi oleh kebanyakan orang untuk membongkar sisa-sisa pengelompokan Nazarbayev yang sangat kuat,” kata Goodwin kepada Aljazeera.
"Penangkapannya adalah tanda bahwa tidak hanya ada pemecatan sebagai akibat dari protes ini, tetapi sebenarnya, sekutu dan keluarga Nursultan Nazarbayev juga sedang dipindahkan dari kekuasaan," imbuhnya.
Pihak berwenang mengatakan pasukan keamanan membunuh 26 demonstran dalam kerusuhan minggu ini dan 18 petugas penegak hukum tewas. Lebih dari 4.400 orang telah ditangkap, kata Kementerian Dalam Negeri pada Sabtu.
Bangunan-bangunan umum di seluruh Kazakhstan dirampok dan dibakar dalam kekerasan terburuk yang dialami oleh bekas republik Soviet dalam 30 tahun kemerdekaan. Rusia mengirim pasukan untuk membantu memadamkan protes.
Pasukan keamanan tampaknya telah merebut kembali jalan-jalan di kota utama Kazakhstan, Almaty, pada hari Jumat setelah berhari-hari kekerasan. Tokayev yang didukung Rusia mengatakan, dia memerintahkan pasukannya untuk menembak dan membunuh guna memadamkan pemberontakan di seluruh negeri.(*)