Dialog Kakek dan Cucu Soal 2024. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

Sental-Sentil

Dialog Kakek dan Cucu Soal 2024

Jumat 29 Okt 2021, 10:26 WIB

SUATU sore hari, kakek dan cucunya berboncengan sepeda jalan – jalan keliling kampung. Ketika melewati sebuah pertigaan besar menuju jalan raya, sang cucu minta berhenti.

Kakek : “Ada apa cucuku”

Cucu:  “Tunggu sebentar kek, saya mau lihat gambar  itu,” kata sang cucu sambil menunjuk papan besar (baliho) yang berdiri kokoh di pertigaan jalan.

Terlihat beberapa kali sang cucu memperhatikan foto seorang tokoh pejabat, berikut namanya yang terpampang dengan jelas pada baliho tersebut. Di bagian bawah tertera tahun 2024.

Sesekali terlihat cucunya menggaruk kepalanya seolah ada yang sedang dipikirkan.Tiba – tiba sang cucu tertawa.

Si kakek pun bertanya” Ada apa cucuku”

Cucu : “Kakek ada tulisan yang salah. Bukannya sekarang ini tahun 2021. Kenapa ditulis 2024..? “

Kakek : “Bukan salah cucuku, tulisan itu ga ada yang salah.”

Cucu pun protes : “Salah kek, yang benar tahun 2021, bukan 2024”

Sang kakek tersenyum lantas mencari alasan untuk menjawabnya : “ Begini cucuku. Maksudnya baliho itu dipajang sampai tahun 2024...”

Cucu: “Oh itu.., lama dong kek majangnya, apa ga rusak”

Kakek : “Baliho itu tidak akan rusak kalau pandai merawatnya. “

Cucu” “ Betul juga kek kayak sepeda kakek ga pernah rusak”

Sambil mengayuh sepeda sang kakek pun menjelaskan panjang lebar. Benda itu akan awet kalau dirawat dengan baik. Contohnya sepeda kakek ini sudah sepuluh tahun lebih tapi masih bagus dan mulus karena kakek merawatnya dengan telaten.

Begitu juga dalam kehidupan sehari – hari, kita harus memelihara dan membina hubungan baik dengan semua kalangan tanpa membeda- bedakan latar belakang.Tidak saling menyakiti, tidak  saling merugikan. Tetapi harus saling membantu dan tolong menolong.

Yang memiliki kemampuan lebih, membantu yang kurang. Jika ada tetangga kesulitan berusaha membantunya.Tidak punya harta dengan ilmunya. Tidak punya ilmu dengan tenaganya. Tidak punya tenaga yang mumpuni, bisa dengan doanya. Yang penting dilakukan secara tulus dan ikhlas, tanpa pamrih.

Jangan memberi bantuan karena ada maunya. Jangan pula menolong orang lain, karena berharap imbalan di kemudian hari. Berilah bantuan tanpa syarat, tanpa ikatan tertentu.

Raihlah simpati atas dasar kesadaran yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat agar langgeng, bukan karena paksaan yang pada akhirnya hanyalah bersifat instan.

Dan, satu lagi jangan umbar janji. Akan lebih buruk mengumbar seribu janji tak satupun ditepati. Lebih baik tanpa janji, tetapi menyodorkan bukti.Meski cuma satu bukti, tetapi lebih dihargai, ketimbang tidak sama sekali.

Bukankah pepatah mengatakan: Jika ingin dihargai, hargailah orang lain terlebih dahulu.

Jika ingin mendapat simpati masyarakat, empatilah kepada derita rakyat. Banyak hal yang bisa dilakukan, asal ada kemauan.

Itulah ajaran nenek moyang kita. Pitutur luhur yang hendaknya diterapkan oleh siapa pun, termasuk pejabat yang fotonya terpampang di baliho tersebut.Jika itu yang dilakukan, kakek meyakini baliho itu akan berdiri kokoh bukan hanya sampai tahun 2024, tetapi hingga 2029.

“ Begitu cucuku. Paham cucuku....” kata si kakek kepada cucunya yang berada di boncengan sepeda.

Tak ada jawaban., yang ada pelukan erat sang cucu yang terayun gelombang jalan kampung. (Jokles)

Tags:
pemilihan presiden 2024pilpres 2024percakapan seorang kakek dan cucu soal 2024foto tokoh pejabat di balihotokoh pejabat berlomba-lomba pasang baliho demi pilpres 2024

Administrator

Reporter

Administrator

Editor