JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Profesor Sri Rezeki Hadinegoro mengimbau kepada para orang tua untuk berhati-hati.
Pasalnya, kasus Covid-19 juga bisa sangat menyerang kesehatan tubuh anak-anak apabila terus menerus dibiarkan main ke luar ruangan.
Peningkatan mobilitas selama pandemi Covid-19 jelas menjadi ancaman tersendiri bagi setiap manusia dan tidak berpatokan dengan usia.
Maka dari itu, Prof Sri meminta agar para orang tua bisa mengawasi anak-anak dengan sebagik mungkin dan tidak ikut dibawa liburan untuk meminimalisir terpapar virus Covid-19.
Meskipun kelompok usia anak di bawah 12 tahun sering dianggap sebagai sebuah kelompok yang sangat kecil kemungkinannya untuk terpapar, tetapi kasus Covid-19 pada anak bisa meningkat jika terus dianggap remeh sejumlah orang.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof Sri saat sedang menghadiri acara webinar bersama BPOM yang berlangsung pada Selasa (19/10/2021).
"Di awal-awal tahun 2021, ini terus meningkat dan bisa diliat kenaikan drastis pada waktu libur, libur Idul Fitri, Idul Adha, akhir tahun,” ujar Prof Sri.
“Kenapa anak-anak yang kecil? Karena anak-anak dibawa piknik jadi ketularan," tambahnya.
Selain kelompok usia 12 tahun, Prof Sri menuturkan bahwa data yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terungkap bahwa ada juga kelompok usia remaja yang mengalami peningkatan kasus Covid-19.
Hal itu diperkirakan karena kelompok usia seperti itu biasanya sudah bisa berpergian untuk liburan sendiri tanpa didampingi oleh orang tua.
"Demikian juga anak-anak yang lebih besar, anak-anak yang 18 tahun juga sama meningkat,” pungkasnya.
“Tiap ada liburan pasti meningkat untuk yang lebih besar lebih tinggi karena dia bisa bermain tanpa orang tua sehinga kerumunan jadi lebih cepat,” ucapnya menambahkan.
Dengan begitu, Prof Sri menegaskan kalau seluruh masyarakat di Indonesia, terutama para orang tua bisa menjaga anak-anaknya sebagik mungkin.
Terlebih banyak prediksi yang mengatakan kalau gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia berkemungkinan akan terjadi pada Desember 2021.
"Ini kita akan memasuki akhir tahun ditakutkan peningkatan kasus seperti ini. Prokes harus ketat menghadapi akhir tahun," paparnya.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut pemerintah Indonesia sudah siap menghadapi dan antisipasi ancaman Covid-19 gelombang 3.
“Kita menyiapkan diri kita ya untuk kita menghadapi kemungkinan terjadinya peningkatan kasus,” ungkap Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya, Senin (18/10/2021).
Nadia pun beberkan pemerintah juga sudah berupaya untuk antisipasi mencegah lonjakan Covid-19.
“Tapi memang kita sudah mulai mengantisipasi dari saat ini. Artinya dari hulu ini terus kita siapkan yang termasuk penggunaan aplikasi PeduliLindungi, termasuk penguatan testing, tracing,” katanya.
Jubir Menkes juga beberkan jika pada akhirnya gelombang Covid-19 terjadi, maka pemerintah sudah menyiapkan strategi seperti bulan Juli lalu.
“Dan nanti kalau pun terjadi peningkatan gelombang ketiga, di hilir kita juga sudah kita siapkan seperti kita mengantisipasi kondisi kita di bulan Juli lalu,” ujarnya.
“Penambahan seperti oxygen generator di beberapa rumah sakit-rumah sakit di provinsi-provinsi itu sudah kita lakukan saat ini,” sambungnya. (cr03)