TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Terkait adanya oknum petugas kepolisian yang melakukan kekerasan kepada salah seorang anggota Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata) Banten, puluhan mahasiswa tersebut mengaku hanya ingin menemui Bupati Tangerang A Zaki Iskandar.
Diketahui dalam aksi yang digelar puluhan mahasiswa tergabung dalam Himata ini berlangsung ricuh.
Pasalnya, puluhan mahasiswa yang ingin menyuarakan aspirasi mereka tidak juga ditemui oleh Bupati Tangerang.
Salah seorang mahasiswa peserta aksi, Embul mengaku kedatangan dirinya dan rekan-rekannya hanya untuk menyampaikan aspirasi.
"Awalnya kan kami untuk datangin Bupati, tapi tidak diaminkan oleh aparat kepolisian, makanya kami tetap nahan nggak mau bubar kalau Bupati nggak mau datang," ungkap Embul kepada Poskota, Rabu (13/10/2021).
Embul melanjutkan, polisi mulai mendorong puluhan mahasiswa ini. Bahkan dari pengakuannya petugas sudah mengelilingi mahasiswa tersebut.
"Pada akhirnya, kepolisian dorong-dorong, ketika dorong-dorongan polisi yang pakai seragam hitam dan helm sudah kelilingin kami nah dari itu sudah mulai, ketika polisi dorong di belakang sudah ada polisi yang siap nangkap massa aksi," tuturnya.
Atas pengepungan ini, lanjut Embul, terdapat mahasiswa yang menjadi korban.
"Makanya sampai ada korban seperti yang sempat viral," ujarnya.
Embul mengaku puluhan orang temannya kini dibawa ke Mapolres Tangerang.
"21 orang, yah data real 19 cuma ada dua data yang belum kami data ulang. Yang ketangkap 21 seluruhnya, yang 2 belum ketauhan total yang ikut ada 33," ujarnya.
Dia membenarkan ada satu orang rekannya yang sempat menjadi bulan-bulanan polisi. Mahasiswa tersebut adalah Fariz Amrullah.
"Yang dibanting itu dibawa ke RS. Karena sempet pingsan setelah dibanting, kejang habis itu dibawa, emang karena punya penyakit. Gimana enggak kaget," tuntasnya. (kontributor tangerang/muhammad iqbal)