Ditanya Orang Beragama Buddha Apa Arti Kata Kafir, Habib Rizieq Jawab Santai: Kata Ini Jangan Digunakan untuk Penistaan!

Jumat 08 Okt 2021, 18:11 WIB
Habib Rizieq Shibab ulang tahun (Twitter/@musniumar)

Habib Rizieq Shibab ulang tahun (Twitter/@musniumar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Habib Rizieq Shihab dalam sebuah kesempatan mencoba menjawab pertanyaan dari orang beragama Buddha tentang apa arti kata dari kafir.

Menurutnya, kafir itu diambil dari bahasa arab yakni huruf k, fa dan ro yang mana artinya jika digabung kufran.

“Kufran ini pengertian secara bahasa, itu adalah pengingkaran atau kedurhakaan,” kata Haib Rizieq sebagaimana dikutip PosKota.co.id dari kanal YouTube Miecko One Seven pada Jumat (8/10/2021).

Kemudian Habib Rizieq Shihab mencoba menjelaskan apa arti dari kafir menurut ajaran yang dianut oleh umat Islam

“Jadi siapa-siapa manusia yang mengingkari adanya Allah SWT, mengingkari adanya Nabi Muhammad SAW, mengingkari Al-Quran, mengingkari hukum Tuhan, saya garis bawahi, bagi umat Islam mereka disebut kafir,” tegasnya.

Lalu Habib Rizieq kembali menjelaskan bahwa kafir ini hanya merupakan istilah dari agama Islam saja.

Namun, dia tidak akan membantah istilah atau pengertian lain tentang kafir dari umat beragama lain.

“Saya pikir, kalau ada umat beragama lain yang menganggap umat diluar agama mereka antara kafir kepada keyakinan mereka, secara bahasa itu sudah benar,” paparnya.

“Nah, tinggal persoalannya adalah bagaimana kata ini jangan digunakan untuk penistaan, ini yang penting untuk kita jaga,” sambungnya.

Habib Rizieq mengaku senang mendapat pertanyaan seperti itu karena ia ingin sekali memisahkan perbedaan antara pluralitas dan pluralisme.

Kedua kata itu disebutnya sering sekali masih rancu diartikan oleh banyak orang.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) disebutnya sudah mengeluarkan fatwa secara resmi tentang pluralisme hukumnya haram, tetapi banyak yang menyalah artikan sebagai suatu intoleran.

Setelah itu, Habib Rizieq mencoba menjelaskan tentang apa perbedaan pluralitas dan juga pluralisme.

“Pluralitas ialah kebhinekaan, kemajemukan, keragaman yang mana umat manusia ini terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat dan istiadat termasuk agama,” kata Habib Rizieq.

“Nah ini dalam agama Islam ini disebut pluralitas ini wajib di hargai karena merupakan suatu keniscahyaan yang tidak mungkin dalam kehidupan umat manusia disatukan dalam satu akidah, satu agama, satu agama,” tambahnya.

Maka dari itu dia menyebut bahwa pluralitas ini dalam agama Islam merupakan suatu hal yang wajib dihargai dan harus diakui keberadaannya.

“Sementara pluralisme, dalam pemahaman Majelis Ulama Indonesia itu adalah faktor isme, suatu kepercayaan yang mengatakan semua agama sama, sehingga mereka melarang umat ajaran apapun bukan hanya Islam, ajaran apapun yang paling benar dan agama yang lain salah,”

“Sedangkan dalam ajaran Islam, setiap manusia apapun agamanya, dia berhak meyakini agamanya yang benar dan paling benar. Dan mereka tidak boleh dipaksa untuk membenarkan agama lain yang mereka tak yakini,” ucapnya lebih lanjut. (cr03)

Berita Terkait
News Update