JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, mengatakan bahwa mereka telah resmi mengeluarkan Izin Penggunaan Darurat (EU) untuk vaksin Zifivax Covid-19 pada Kamis (7/10/2021).
Vaksin yang diproduksi oleh perusahaan biofarmasi China Anhui Zhifei Longcom itu diklaim memiliki efikasi sebesar 81,4 persen jika dihitung sejak 14 hari setelah mendpatkan vaksinasi lengkap sebanyak tiga dosis.
Informasi tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala BPOM, Penny Lukito dalam sebuah konferensi pers virtual.
"Hari ini, BPOM kembali mengumumkan bahwa kami telah menyetujui produk vaksin Covid-19 dengan nama dagang Zifivax yang dikembangkan dengan platform subunit protein rekombinan," kata Penny Lukito.
Lukito menjelaskan, vaksin Zifivax telah melewati uji klinis fase ketiga dengan 28.500 subjek di Indonesia, Uzbekistan, Pakistan, Ekuador, dan China.
Di Indonesia, uji klinis fase ketiga melibatkan sekitar 4.000 orang berusia antara 18 dan 59 tahun.
Uji klinis menyimpulkan bahwa kemanjuran vaksin Zifivax mencapai 81,71 persen setelah tujuh hari penyuntikan dan 81,4 persen setelah 14 hari.
Zifivax juga efektif terhadap varian baru virus SARS CoV-2 yaitu Alfa (92,93 persen), Gamma (100 persen), Delta (77,47 persen), dan Kappa (90,0 persen).
Ini adalah vaksin kesepuluh yang telah mendapat izin penggunaan darurat dari pemerintah Indonesia.
Sementara itu, Sementara itu Vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan timnya kini siap melanjutkan ke tahap 3.
Namun sayangnya, Terawan CS masih harus menunggu hasil uji klinis fase 2 yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Terkait hal itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melkiades Laka Lena mengatakan pihaknya sudah mendesak agar BPOM mengeluarkan hasil uji klinis tahap 2.
Jadi bisa dipastikan DPR terus mendukung dengan berbagai upaya agar Vaksin Nusantara bisa dikembangkan di Indonesia.
“Kami juga terus melakukan komunikasi dengan para pimpinan DPR RI dengan pemerintah, dengan Presiden, Wapres dan menteri terkait termasuk BPOM terus kami lakukan,” ujarnya.
Kesiapan Vaksin Nusantara masuk ke uji klinis tahap 3 juga ditegaskan oleh Mayor Jenderal TNI (Purn) dr Daniel Tjen Sp.S, salah seorang yang tergabung dalam Tim Vaksin Nusantara.
“Jadi pada saat ini kemajuannya adalah, kita sedang menunggu publikasi dari uji klinis fase 2 dan apabila selesai kita akan lanjut (ke fase 3),” ujar dr Daniel dalam webinar yang digelar Beranda Ruang Diskusi, pada Rabu (6/10/2021).
Tim Peneliti Vaksin Nusantara, lanjut dr Daniel, bergerak sudah sesuai dengan arahan para pemimpin, termasuk dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Tentunya tim akan bekerja sesuai dengan kaidah ilmiah. Hal itu juga menjadi patokan tim untuk menentukan siapa saja yang bisa menjadi relawan Vaksin Nusantara.
“Jadi tim peneliti cermat dan kita yakin akan bekerja secara profesional. Dan di situ ada kriteria kelompok masyarakat yang mana saja bisa menjadi relawan,” kata dia. (cr03)